DREAMERS.ID - Kabar mengenai WhatsApp yang akan memungut biaya kembali menyeruak. Berdasarkan informasi yang ramai dibicarakan di jagat maya, cara monetisasi WhatsApp adalah dengan menyisipkan iklan di fitur WhatsApp Status yang fungsinya mirip fitur Stories di Instagram atau Facebook. Jika tidak ingin melihat iklan, maka pengguna disebut harus membayar 1 dollar AS atau kurang lebih sekitar Rp 14.000.
Pada tahun 2019 lalu, Facebook memang berencana untuk menyisipkan iklan di WhatsApp Status pada 2020 sebagai upaya monetisasi platform. Nantinya, di sisi bawah akan muncul ikon "swipe-up" mirip di Instagram Stories yang akan megarahkan ke situs pengiklan.
Baca juga: Inilah Daftar Ponsel yang Tidak Bisa Gunakan WhatsApp di Tahun 2021
Nama perusahaan yang beriklan akan muncul di WhatsApp Status, seperti halnya nama kontak. Diungkapkan juga bahwaFacebook menyiapkan alternatif cara menyisipkan iklan lainnya, seperti menempatkan iklan di tengah beranda percakapan, hingga format "chat" baru yang mampu menampilkan katalog produk.Namun belum ada kabar baru dari informasi soal rencana tersebut, hingga berita ini ditayangkan. Kabar terbaru yang muncul justru menyebut Facebook bakal membatalkan rencana menyuspkan iklan di WhatsApp. Melansir dari Kompas, sumber yang dekat dengan permasalahan ini justru mengabarkan bahwa tim yang menangani monetisasi WhatsApp via iklan justru sudah dibubarkan oleh Facebook. Bahkan, kode hasil kerja tim tersebut kabarnya juga telah dihapus dari kode keseluruhan WhatsApp.
Soal kabar berlangganan WhatsApp sebesar Rp 14.000 per tahun yang disebutkan di awal tadi juga sebetulnya masih simpang siur. Sebelumnya, WhatsApp memang sempat menerapkan biaya berlangganan 1 dollar AS (sekitar Rp 14.000) pada 2013. Biaya tersebut bakal dibebankan kepada pengguna setelah 1 tahun memakai WhatsApp secara gratis. Namun, WhatsApp menghapus biaya berlangganan tersebut pada 2016, yang berarti layanan WhatsApp bisa digunakan secara cuma-cuma untuk selamanya.
(fzh)