DREAMERS.ID - Penelitian International Pollutants Elimination Network (IPEN) menemukan bahwa telur yang dihasilkan oleh ayam lepas liar di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur tercemar dioksin. Sampel telur yang diambil dari desa Tropodo tersebut memiliki kandungan dioksin 70 kali lebih tinggi daripada standar keselamatan yang ditetapkan oleh European Food Safety Authority (EFSA).
Menurut Christina Winarti dan S. Joni Munarso dalam tulisan 'Kajian Kontaminasi Dioksin pada Bahan Pangan', dioksin merupakan zat kimia berbahaya, yang banyak ditemukan pada sampah rumah tangga dan industri, seperti bahan plastik (PVC), pestisida, herbisida, pemutih kertas, dan alat medis sekali pakai.
Terdapat ratusan jenis dioksin, namun ada tiga jenis yang cukup familiar yaitu chlorinated dibenzo-p-dioxins (CDDs), chlorinated dibenzofurans (CDFs) dan polychlorinated biphenyls (PCBs).
Melansir dari Medical News Today, CDDs dan CDFs dihasilkan dari aktivitas manusia atau karena proses natural. Sedangkan PCBs adalah produk pabrikan. Di Amerika Serikat, PCBs sudah tidak lagi diproduksi.
Dioksin bisa dihasilkan oleh alam melalui letusan gunung api dan kebakaran hutan. Namun kadar dioksin dapat meningkat drastis akibat aktivitas manusia seperti membakar sampah, penggunaan pestisida dan herbisida, daur ulang produk elektronik, dan juga merokok.
Dalam situs resmi WHO, menyebutkan dioksin dapat ditemukan di seluruh dunia. Tingkat tertinggi senyawa ini umumnya terdapat dalam tanah, sedimen dan bahan makanan terutama produk susu, daging, ikan, dan kerang. Tingkat yang sangat rendah ditemukan pada tanaman, air dan udara.
Dalam kadar yang tinggi, dioksin dapat mengganggu kesehatan. Dampak jangka pendek yang disebabkan oleh dioksin dapat menyebabkan lesi pada kulit,, serta kulit menjadi lebih gelap akibat perubahan fungsi hati.
Sedangkan dalam jangka panjang, dioskin dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, sistem saraf, sistem endokrin dan fungsi reproduksi. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) WHO pada 1997 dan 2012 telah melakukan evaluasi pada dioksin.
Hasilnya, berdasarkan data hewan dan data epidemiologi manusia, dioksin atau 2,3,7,8- tetrachlorodibenzo para dioxin (TCDD) diklasifikasikan sebagai karsinogen atau zat yang dapat menyebabkan kanker. Demi mengurangi risiko paparan dioksin, individu sebaiknya memperhatikan asupan makanannya. Pilihlah daging ataupun ikan yang minim akan jaringan lemak.
(Rie127)