DREAMERS.ID - Front Pembela Islam atau FPI selama ini diketahui mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019. Namun kini pihak Prabowo beserta Gerindra merapat ke koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin, bagaimana sikap selanjutnya?
Melansir Tempo, FPI menyatakan sikap akan menjaga jarak dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto karena telah memutuskan masuk ke dalam koalisi pemerintahan. Jubir FPI Munarman mengatakan organisasinya telah mengantisipasi hal itu sehingga melakukan Ijtima Ulama IV beberapa waktu lalu.
"Sikap kami yang dihasilkan melalui Ijtima Ulama IV waktu itu, pertama menolak kekuasaan yang zalim, serta mengambil jarak dengan kekuasaan tersebut," kata Munarman.
Poin berikutnya hasil Ijtima Ulama IV itu adalah menolak putusan hukum yang tidak sesuai prinsip keadilan. Dia menjelaskan, hal itu berkaitan dengan sengketa pemilu dan perkara yang dituduhkan kepada para demonstran aksi 21 dan 22 Mei, 25 dan 30 September, dan kasus lainnya.
Baca juga: 'Belanja Aneh' Menhan Prabowo, Ada Dorongan Dari Presiden Jokowi?
Munarman juga menjelaskan, poin pertama itu dibuat dengan mempertimbangkan dan mengantisipasi terjadinya Prabowo bergabung dengan koalisi Jokowi. Ijtima Ulama IV ini sendiri digelar tak lama setelah Prabowo dan Jokowi bertemu di MRT 13 Juli lalu."Kami berusaha konsisten dengan apa yang sudah disepakati," ujarnya.
FPI merupakan salah satu barisan pendukung Prabowo-Sandiaga Uno di pemilihan presiden 2019. Selain FPI, ada pula Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Namun setelah Prabowo bertemu Jokowi, para tokoh Ijtima Ulama ini juga balik badan. Kemarin, Prabowo secara resmi menyatakan partainya bergabung ke koalisi Jokowi. Bekas calon presiden 2014 dan 2019 itu juga menyatakan dirinya diminta menjadi menteri Jokowi di bidang pertahanan.
(rei)