DREAMERS.ID - Bukan rahasia lagi jika perusahaan unicorn di Indonesia disebut sedang ‘membakar uang’ demi menarik perhatian konsumen. Beberapa cara dilakukan seperti memberikan potongan atau promo untuk membuat masyarakat memilih layanan perusahaan tersebut.
Tetapi strategi ini memiliki ternyata memiliki kelemahan jika terjadi internet bubble atau pecah di Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) menilai ketika unicorn mengalami masalah hingga kebangkrutan, akan berdampak bagi ekosistem digital dan ekonomi masyarakat.
"Kalau sistemik hancur, kasihan UKM yang sudah berapa puluh ribu di Indonesia bisa dan misalnya jual pisang goreng atau warung nasi. Jangan sampai mereka dikorbankan. Kita jaga (dari kehancuran) dengan jangan bakar duit," kata Hari Santosa Sungkari, Deputi Infrastruktur Bekraf.
Baca juga: Review Drama Unicorn, Perusahaan Start-up Absurd Shin Ha Kyun
Strategi agar unicorn tidak lagi membakar uang akan dilakukan pemerintah untuk mengarahkan perusahaan unicorn ride-hailing untuk mencari keuntungan. Hari menegaskan dengan naiknya harga, tidak serta merta menghilangkan konsumen karena perusaahan ride-hailing sudah menjadi bagian hidup masyarakat."Toh kita sudah menikmati benefit-nya (keuntungan), kita sudah rasakan. Jadi kalau misalnya ride-hailing naik tarif 1,5 kali saya yakin masih ada yang beli. Walaupun ongkos kirim Go-Food atau GrabFood Rp20.000 masih ada beli dari pada macet macet ya," tambah Hari.
Antisipasi ini disarankan Bekraf akibat pengalaman pada tahun 2000-an ketika perusahaan dot-com yang memiliki nilai triliunan rupiah terpaksa gulung tikar tanpa sisa sedikitpun.
(mnc)