DREAMERS.ID - Sandiaga Uno yang telah kembali menjadi politikus Partai Gerindra mengaku jika partai yang menaunginya itu sempat terbelah menjadi dua kubu. Yaitu kelompok yang pro untuk tetap oposisi dan yang ingin merapat ke koalisi pemerintahan Joko Widodo.
Namun Sandiaga menjelaskan jika perbedaan itu tak sampai meluas karena Ketua Umum Partai gerindra, Prabowo Subianto langsung turun tangan untuk meredam. Prabowo menyatukan lagi Gerindra lewat pidatonya dalam acara Rakernas dan Apel Kader di kediamannya, Rabu (16/7).
Dalam pidatonya, Prabowo bercerita tentang tiga politikus dari tiga negara yang merangkul rival politiknya dalam membangun negara dan ketiga negara ini mengalami kejayaan luar biasa. "Pak Prabowo menyampaikan tiga hal dan ini menarik banget sebagai pembelajaran untuk dua kubu di Gerindra ini," kata Sandi.
Salah satu yang dikisahkan Prabowo adalah persaingan Presiden ke-16 AS, Abraham Lincoln engan politikus senior William H Seward. Meski bersaing tahunan, Lincoln yang terpilih menjadi presiden justru menunjuk Seward menjadi menteri luar negeri.
"Seward akhirnya nanya, 'loh kamu tahu kan, saya benci banget sama kamu, kenapa kamu menawarkan posisi luar negeri ini kepada saya'," kata Sandi menuturkan kembali pidato Prabowo.
Baca juga: Momen Siwon Jadi Pembicara di Rangkaian KTT ASEAN Hingga Ketemu Wapres dan Mas Menteri
Lincoln diceritakan mampu membuka mata para penasihat dan pendukungnya maupun pendukung Seward. Meski Lincoln menyatakan saling benci, namun dirinya dan Seward punya kesamaan tak terbantahkan, yaitu kecintaan luar biasa terhadap Amerika."Dan karena kecintaan kepada USA dan saya butuh masukan bukan asal bapak senang, bukan orang yang memberikan masukan yang ingin saya dengar," kata Sandi menirukan pidato Prabowo melansir laman CNN Indonesia.
"Saya bisa menyimpulkan pikiran Pak Prabowo bahwa satu yang harus dikedepankan adalah cinta bangsa dan cinta NKRI. Nomor dua, melihat ke depan, jangan lihat ke belakang. Nomor tiga hindari perpecahan," jelas Sandi.
Sandi sendiri mengaku sempat berada di kubu yang ingin Gerindra menjadi partai penyeimbang atau oposisi terhadap pemerintah. Namun sikap politiknya itu berubah mengikuti instruksi Prabowo.
"Dengan begitu plong dan jelas posisi Gerindra. Jangan spekulasi. Jangan ikut arahan gendang arahan media. Keputusan ada di tangan Presiden. Jadi kita jangan juga membebani presiden. Dia akan ambil keputusan dengan ketenangan jiwa," kata dia.
(rei)