DREAMERS.ID - Rokok elektrik atau Vape semakin menunjukan sisi buruknya. Sebelumnya sejumlah negara bagian di Amerika Serikat melarang penggunaan vape. Hal ini dilakukan lantaran sudah banyak korban meninggal akibat penyakit yang muncul dari penggunaan vape.
Saat ini tercatat sejumlah 500 orang di AS yang mengalami penyakit paru-paru misterius. Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit AS menyebutkan angka ini mengalami peningkatan dari 380 menjadi 530.
Mayoritas masyarakat saat ini beranggapan bahwa vape merupakan pengganti rokok tembakau yang cukup aman. Tetapi pengkritik mengatakan bahwa belum ada pemahaman penuh mengenai keamanan vape sebagai pengganti rokok tembakau terhadap kesehatan penggunanya.
Baca juga: Waspada, Perokok dan Pengguna Vape 7 Kali Berisiko Terinfeksi COVID-19
Untuk mencari penyebab penyakit paru-paru misterius tersebut, sebanyak 150 sampel produk vape diuji oleh Laboratorium Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan AS (FDA). Dalam pengujiannya, tim penyelidik menemukan THC (Tetrahydrocannabinol), senyawa psikoaktif dalam ganja yang ditemukan dalam cairan isi ulang vape.Tim penyidik menduga bahwa cairan vape isi ulang yang dapat diperoleh secara bebas merupakan cairan palsu yang dapat memicu berbagai penyakit misterius. Kasus penyakit akibat vape ini pertama kali diungkapkan dengan menunjukan gejala pasien yang mengalami kesulitan bernapas parah, batuk, nyeri dada, hingga mual.
Akibat dari banyaknya kasus serupa, akhirnya beberapa negara di Amerika Serikat sudah mulai mengeluarkan pelarangan penggunaan rokok elektrik atau vape. Diantaranya adalah Michigan yang mengawali pelarangan ini yang dilanjutkan oleh New York dan Los Angeles.
(mnc)