DREAMERS.ID - Bukan hal asing para warga Korea Utara membelot atau kabur dari negaranya dan memasuki Korea Selatan. Mungkin banyak yang berpikir mereka melarikan diri karena tak tahan dengan peraturan negaranya, namun ternyata ada juga faktor lain.
Melansir laman Billboard Indonesia melalui artikel “North Korean Defectors Inspired by American, Korean Pop: Report” yang ditulis oleh Tamar Herman, banyaknya warga Korut yang membelot adalah karena musik yang diselundupkan ke sana.
Tak lain tak bukan adalah budaya K-Pop atau Hallyu Wave. Sebuah survei yang dirilis Juni lalu oleh South Korea’s Unification Media Group (UMG), seperti yang dilaporkan oleh The Washington Post, mengungkap bahwa 90% dari 200 pembelot Korea Utara yang baru-baru ini kabur ke Korea Selatan pernah menyaksikan film asing, acara televisi, dan mendengarkan musik-musik asing saat mereka masih tinggal di Korea Utara.
Banyak di antara mereka juga mengenal orang-orang yang dihukum karena menikmati media buatan asing tersebut. Mereka juga melaporkan jika memasuki rezim Kim Jong Un sejak 2011, akses ke konten media buatan asing menjadi hal yang semakin berbahaya.
The Washington Post berbincang dengan Ryu Hee-jin, seorang pembelot dari Korea Utara yang berbicara tentang menemukan musik Amerika dan Korea Selatan di masa remajanya dan terinspirasi dari musik-musik itu serta belajar tentang dunia dari musik tersebut dan sempat tinggal di Eropa selatan sebagai pramusaji.
Baca juga: Super Junior Tutup Tur Konser SUPER SHOW SPIN-OFF : Halftime di Jakarta dengan Panggung Spektakuler
“Kami selalu diajarkan bahwa orang Amerika adalah serigala berbulu domba dan orang Korea Selatan adalah boneka mereka,” ujar Ryu. “Tapi ketika kami mendengarkan karya seni mereka, kamu jadi bisa mengenal diri mereka yang sebenarnya.”Beberapa musik yang pernah ia dengarkan adalah Celine Dion, Nigel Kennedy, Westlife, TVXQ!, Girls’ Generation, dan T-ara. Ryu adalah warga wanita Korut yang membelot tahun 2015 yang bersedia membeberkan kesukaannya akan K-Pop pada media.
“Rasanya luar biasa melihat seberapa jauh saya melangkah,” ungkapnya. “Musik Korea Selatan benar-benar berperan dalam memandu saya dalam perjalanan mencari kebebasan.”
Seorang wanita lain yang tak ingin dipublikasikan namanya karena alasan keselamatan menunjukkan kemarahan setelah mengetahui Kim Jong Un menyaksikan penampilan Red Velvet dan beberapa artis Korea Selatan lainnya di sebuah konse—yang tak jauh beda dengan konser Baby V.O.X di tahun 2003 silam—di Pyongyang tahun lalu, sementara warga biasa tak bisa ikut menyaksikannya dengan bebas.
“Kim Jong Un terlihat gembira dan bertepuk tangan menonton konser tersebut, tapi kami hanya bisa menonton potongan videonya secara ilegal dan sembunyi karena menikmati musik Korea Selatan adalah kejahatan yang bisa membuat kami dilempar ke penjara,” tukasnya.
(rei)
Share 
