DREAMERS.ID - Setiap Negara pastinya memiliki legenda, mitos, atau kepercayaan masing-masing. Biasanya hal ini sangat erat hubungannya dengan kisah percintaan dan takdir seseorang. Beberapa diantara kalian mungkin pernah mendengar legenda ‘Benang Merah’.
Jika kamu menonton drama Korea ‘Hotel Del Luna’ pada episode 5, dimana terdapat ‘hantu pengantin’, mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan cerita ini, atau mungkin kamu bertanya-tanya apa makna dari benang merah tersebut.
Unmei No Akai Ito atau bisa disebut juga dengan ‘Benang Merah Takdir’, merupakan legenda yang dipercayai oleh masyarakat Jepang, namun sebenarnya legenda ini berasal dari daratan Tiongkok, seperti yang diketahui, negara Jepang pernah menjajah Tiongkok pada tahun 1930-an.
Kisah ini diambil dari cerita rakyat tradisional Tiongkok. Alkisah, ada seorang anak lelaki yang sedang berjalan pada suatu malam. Tidak lama kemudian, ia melihat ada lelaki tua yang bersandar pada sebuah pagar.
Anak kecil itu mengampiri lalu bertanya, “Apa yang sedang kau baca Kek?”. Lelaki tua itu pun menjawab, “Ini adalah buku pernikahan. Aku hanya perlu menggunakan benang merah dalam tas ini untuk mengikat dua orang dan mereka akan berjodoh lalu menikah.”
Anak lelaki itu tidak percaya, lalu lelaki tua tersebut membawanya ke sebuah desa, kemudian menunjuk seorang gadis muda dan berkata bahwa gadis itu ditakdirkan untuk menjadi istrinya.
Karena dia masih kecil dan belum terpikir untuk menikah, anak lelaki itu pun kesal dan mengambil batu, lalu melemparnya ke arah gadis tersebut kemudian berlari secepat mungkin meninggalkan tempat itu tanpa mempedulikan akibat perbuatannya.
Bertahun-tahun kemudian, anak lelaki itu tumbuh menjadi seorang pria dewasa. Orang tuanya menjodohkannya dengan seorang gadis yang baru ditemuinya. Ketika dia membuka penutup kepala sang pengantin wanita, dia sangat bahagia karena istrinya ternyata wanita tercantik di desa tersebut.
Tapi, dia memperhatikan ada hiasan aneh di dekat alis mata gadis tersebut, pria itu lalu bertanya kepada istrinya mengenai hiasan tersebut. Sang istri lalu menyingkirkan hiasan tersebut dan terlihat sebuah luka di alisnya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa saat dia masih kecil ada seseorang yang pernah melemparnya dengan batu dan tepat mengenai wajahnya dan meninggalkan luka yang tidak hilang bekasnya. Akhirnya pria tersebut teringat apa yang pernah dia lakukan bertahun-tahun silam dan mempercayai perkataan sang lelaki tua yang dulu dia temui.
Karena kisah ini, konon di jari kelingking setiap orang terdapat benang merah yang tak kasat mata, yang hanya terhubung dengan jodohnya. Benang tersebut bisa saja sangat panjang dan dua orang yang benang merahnya saling terhubung, bisa saja kedua orang tersebut berada di tempat yang berjauhan, baik antar daerah, antar propinsi, negara, benua bahkan terpisah diantara ruang dan waktu.
Benang tersebut pun bisa saja kusut, namun tidak ada yang bisa memutuskan benang itu. Menurut legenda, dewa yang mengaitkan benang merah di setiap jari kelingking antar kedua pasangan bermaksud agar mereka suatu saat nanti dapat bertemu dan saling jatuh cinta
Itulah mengapa terkadang ada saja orang yang dapat jatuh cinta pada pandangan pertama, bertahun-tahun merasa tertarik, menjalin komunikasi, dan langsung nikah, atau pasangan kekasih yang sering bertengkar namun tetap bersama.
Begitupula sebaliknya, jika dua orang yang sudah menjalin hubungan yang cukup lama, sudah mengucap janji setia, saling berkomitmen, namun pada akhirnya mereka tidak dipersatukan. Itu karena ‘Benang Merah’ mereka tidak berhubungan.
(Rie127)