DREAMERS.ID - Gempa bumi di Indonesia bisa dibilang bukan hal baru karena kondisi geologi dan lokasi yang dikelilingi gunung api serta lempengan di laut yang bisa patah atau bergeser kapan pun. Dan tipikal gempa adalah bisa diprediksi kekuatannya, namun tidak dengan kapan terjadinya.
Informasi terbaru pun dikemukakan oleh Ahli Geologi dan Tektonik Amerika Serikat, Prof Rolland A. Harris yang memberikan sosialisasi kegempaan di Universitas Nahdlatul Ulama NTB di Mataram. Via laman Viva, ia mengatakan adanya potensi gempa besar di Selatan Lombok.
Gempa itu diprediksi memiliki kekuatan minimal magnitude 9. Karenanya, Lombok bisa terkena imbas tsunami yang dihasilkan dari gempa besar tersebut. Tsunami yang diperkirakan menghantam juga bisa mencapai tiga hingga 4 kilometer dari bibir pantai.
"Minimal 9 magnitudo karena potensinya berasal dari palung Jawa, tapi untuk lokasinya kita enggak tau spesifiknya dari Lombok atau Jawa bagian timur, tapi Lombok akan terdampak juga kalau terjadi tsunami," ujarnya, Kamis (4/7).
"Lokasi yang terjadi gempa besar sedikit kemungkinan terjadi gempa besar, jadi yang perlu diantisipasi lokasi yang terjadi gempa kecil kemungkinan terjadi gempa besar," ungkapnya.
Baca juga: Mirisnya Terumbu Karang Gili Trawangan yang Rusak Diterabas Jangkar Kapal Yacht Mewah
Hal ini disebabkan oleh tumpukan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di Selatan Lombok. Lempeng tersebut terbentang dari Sumatera sampai Sumba. Dan disebutkan kini di zona tersebut dalam fase bangkit, meski tak diketahui pasti kapan akan melepaskan gempa."Ada siklus tidur dan bangkit, sebenarnya sudah masuk bangkit, cuma memang kapan terjadinya semua tidak tahu," katanya. "Kita menemukan endapan tsunami. Tidak cukup dikatakan siklus 500 tahunan, tapi berdasarkan data 500 tahun lalu belum pernah lagi terjadi tsunami di kawasan Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumba, jadi berdasarkan data itu siklusnya kurang lebih 500 tahun sekali,"
Dijelaskan lebih lanjut jika setiap tahunnya lempeng Indo-Australia bergeser 7 sentimeter. Sementara saat ini kumpulan energi sebesar 35 meter yang artinya Pulau Lombok telah bergeser 35 meter.
"Jadi kalau terjadi gempa sudah bisa mengumpulkan energi minimal 9 magnitudo," ucapnya.
Dampaknya, Kota Mataram bisa terkena tsunami sampai radius 2 kilometer. Karena itu Prof. Rolland Harris menghimbau pemerintah agar memasang alat atau papan info evakuasi tsunami. Sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengevakuasi diri ketika terjadi gempa besar. Lokasi evakuasi yang direkomendasikan pun pada ketinggian 20 meter.
(rei)