DREAMERS.ID - Memiliki metabolisme yang lebih rendah dan memiliki lapisan lemak yang lebih tebal dibandingkan dengan pria menjadi salah satu penyebab mengapa wanita sulit untuk menurunkan berat badan.
Karena memiki metabolisme yang rendah berarti wanita hanya memiliki sedikit energi untuk tubuhnya bekerja. Sementara jika energi yang berlebihan masuk melalui makanan yang di konsumsi makan akan dengan mudah disimpan di lapisan lemak.
Kedua, selain memiliki metabolisme yang rendah, wanita juga harus menanggung beban lemak saat dirinya mengandung nantinya. Umumnya, wanita akan mengalami penambahan berat badan 10 sampai 20kg pada saat proses kehamilan.
Setelah melahirkanpun, berat badan tidak dapat langsung kembali ke angka normal. Diet yang dilakukan setelah melahirkan pun tidak boleh dilakukan dengan ketat.
Ketiga, peningkatan hormon progesteron menjelang haid dapat memengaruhi nafsu makan seorang wanita. Karena itulah, tidak heran saat pre-menstrual syndrome atau PMS terjadi, beberapa wanita cenderung mengalami peningkatan nafsu makan.
Baca juga: Ternyata Ada Bahayanya Mengkonsumsi Nasi Sisa Kemarin
Keempat, perubahan hormon saat menopause membuat metabolisme wanita jauh melambat dan lebih mudah menyimpan lemak, terutama lemak di perut. Timbunan lemak di perut ini bahkan punya istilah sendiri, yakni “meno-pot”, potbelly yang terbentuk akibat tumpukan lemak setelah menopause.Kelima, kondisi psikologis. sebagian besar wanita biasanya menginginkan penurunan berat badan dalam waktu cepat. Salah satunya adalah melakukan diet ketat. Namun, diet ketat merupakan cara yang salah untuk menurunkan berat badan karena metode tersebut dapat menyebabkan fenomena yoyo, yaitu berat badan akan cepat kembali atau bahkan melebihi nilai awal setelah pola makan tidak lagi dijaga ketat
Tentunya untuk menurunkan berat badan harus melalui cara yang tepat seperti memperbaiki pola makan, mengkonsumsi makanan yang kaya akan protein dan vitamin, berolahraga selama 30 menit dalam sehari secara teratur, dan istirahat yang cukup.
(Rie127)