DREAMERS.ID - Kelanjutan kasus penyiraman air keras yang melukai matanya, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan masih terus berjalan. Mendapat desakan terhadap pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus ini, kini ada tanggapan baru dari pihak Novel.
Melansir Medcom, Novel meyakini jika sidik jari yang ada pada cangkir penyiraman air keras terhadapnya pada tahun 2017 lalu itu tidak pernah hilang namun dihapus oleh anggota kepolisian. Sebelumnya, polisi menyebut sidik jari tersebut hilang karena diduga dipegang saksi menggunakan sarung tangan.
"Novel mendapatkan informasi kalau sidik jari dihapus oleh anggota polisi," kata Anggota Tim Kuasa Hukum Novel, Aghiffari Aqsa.
Sebelum menyebut sidik jari itu hilang, polisi juga pernah mengatakan jika barang bukti cangkira yang ditemukan tak jauh dari lokasi penyerangan tidak ditemukan sidik jari. Alasannya, karena gagang cangkir kecil.
Baca juga: 13 Pegawai KPK dan Novel Baswedan Dinyatakan Positif Corona
Lebih jauh, Alghif menyebut Novel mengakui bahwa ada seorang saksi melihat pelaku menggenggam sempurna cangkir yang berisi air keras tersebut. Maka itu, tidak mungkin sidik jari pelaku hilang."Kemudian bilang lagi kalau sidik jari terhapus. Ada dugaan dihilangkan," ujar Alghif. "Cangkir itu diamankan oleh saksi dengan tidak menyentuh secara langsung. Saksi itu tetangga Novel. Dia sudah di BAP (periksa) juga,"
Alghif mengungkapkan, kejanggalan sidik jari itu diceritakan Novel saat menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta Selatan pada Kamis, 20 Juni 2019. Ada lima penanya saat itu; mantan Wakil Pimpinan KPK dan guru besar hukum pidana Universitas Indonesia, Indriyanto Seno Adji; Ketua Setara Institut, Hendardi; Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti; mantan Komisioner Komnasham, Nur Kholis, dan Ifdhal Kasim.
Pemeriksaan itu juga disaksikan oleh Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarief. Para penyidik Polri berada di belakang mendengarkan keterangan Novel.
"Tidak ada respons yang signifikan kecuali menanyakan siapa polisi yang informasikan. Novel tidak berikan nama, karena informan tidak ingin namanya dibuka," pungkas Alghif.
Sebagai informasi, Novel Baswedan diserang orang tak dikenal pada Selasa, 11 April 2017 setelah Sholat Subuh di Masjid Al-Ihsan di dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun telah bergulir lama, polisi belum juga mengungkap pelaku atau otak intelektual dari kasus ini.
(rei)