DREAMERS.ID - Rachel Maryam dan Kirana Larasati menjadi salah satu artis yang kini memutuskan terjun ke dunia politik. Ditengah panasnya soal aksi kerusuhan 22 Mei, keduanya terlihat beradu argument melalui jejaring Twitter.
Rachel Maryam yang merupakan kader Partai Gerindra menilai kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei tak akan terjadi jika polisi bisa mengayomi masyarakat yang datang untuk menggunakan hak konstitusinya, Ia menyayangkan tindakan polisi yang memicu bentrokan.
Ricuh tidak akan terjadi kalau polisi bisa mengayomi. Masyarakat datang untuk menggunakan hak konstitusinya, menyuarakan pendapatnya dengan berdemonstrasi. Tindakan represif dari kepolisian hanya akan menyebabkan pecahnya bentrokan.
— rachel maryam (@cumarachel) May 22, 2019
Namun Kirana Larasati yang merupakan kader PDI Perjuangan merasa tak sependapat dengan Rachel. Ia bahkan dengan berani membalas Rachel dengan kalimat ‘Anda ini naif atau bodoh?” kepada seniornya dibidang seni dan politik itu.
Menyuarakan pendapat dengan melempar batu dan molotov? Anda ini naif atau bodoh? https://t.co/Yl57TVE1Ao
— Kirana Larasati (@_kiranalara) May 22, 2019
Kirana menyampaikan ada ruang dan mekanisme yang dapat digunakan untuk menyalurkan hal tersebut. Dengan halus, Ia menyindir Rachel tak paham regulasi meski sudah menjadi anggota DPR sejak 2009 silam.
Jika keberatan dgn hasil pemilu, ada mekanisme utk menyalurkan keberatan tsb. Bertahun2 jadi anggota dewan ngapain aja? masa ga paham regulasi berperkata sesuai konstitusi, lalu malah mendukung gerakan kerusuhan massal.
— Kirana Larasati (@_kiranalara) May 22, 2019
Rachel berdalih tetap menjalani mekanisme dengan melakukan gugatan di MK. Sementara demonstrasi tersebut merupakan hak warga negara. Ia pun mengingatkan agar hal itu dapat disampaikan secara tertib sementara pihak yang rusuh bisa ditindak.
Mekanisme tetap kami jalankan dengan gugatan ke MK. Tapi demonstrasi juga merupakan hak warga negara untuk menyampaikan pendapat yg dilindungi konstitusi kok. Yg penting disampaikan secara tertib. Yg rusuh ditindak saja. https://t.co/KXo7cu91bN
— rachel maryam (@cumarachel) May 22, 2019
Menyuarakan pendapat dan melempar molotov tentu dua hal yang berbeda. Menyuarakan pendapat dalam aksi damai dilindungi undang-undang. Sedangkan yg melempar molotov adalah provokator yg ingin merusak nama baik aksi damai silahkan ditangkap dan diproses. https://t.co/wiGbVA0hFI
— rachel maryam (@cumarachel) May 22, 2019
Lebih jauh Rachel mempertegas bahwa orang yang menyuarakan pendapat dengan damai dengan orang yang melempar Molotov adalah hal yang berbeda. Ia lagi-lagi menghimbau agar pihak provokator yang merusak nama baik aksi damai ini bisa ditangkap.
(bef)