DREAMERS.ID - Belakangan ini pola cuaca tidak bisa ditebak. Meski Badan Meteorologi Klimatogi dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa sebagian wilayah Indonesia akan masuk musim kemarau awal pada April 2019. Kenyataannya contohnya saja di Jakarta, hujan turun hampir setiap hari. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi?
BMKG mengatakan penyebab cuaca ekstrem yang melanda Indonesia belakangan ini disebabkan aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO). MJO merupakan gelombang atmosfer yang membawa massa udara basah.
"MJO yang tumbuh dan berkembang di Samudera Hindia sejak beberapa hari lalu memberikan dampak berupa peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo, dalam keterangan tertulisnya, melansir Liputan6.
Baca juga: BMKG Rilis Peringatan Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
BMKG memastikan bahwa fenomena ini tak berbahaya. Ini merupakan hal normal atau siklus yang alami meski menghasilkan cuaca yang terbilang ekstrem. Jadi fenomena MJO tidak perlu dikhawatirkan."Dilihat dari aspek iklim, saat ini misalnya wilayah Jabodetabek masih dalam periode akhir musim hujan. Dan dari aspek dinamika atmosfer saat ini di atas wilayah Indonesia sedang ada gelombang atmosfer MJO, gelombang atmosfer dari Samudera Hindia yang membawa banyak uap air, sehingga pertumbuhan awan hujan di Indonesia semakin intens," jelas Taufan.
Karena itu BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada dengan cuaca yang biasa sangat terik di siang hari dan berubah tiba-tiba menjelang sore. "Jadi, kurang lebih sampai seminggu ke depan, kita memang perlu waspada dengan pola di mana pagi bisa cukup terik, tapi bisa mengakibatkan perubahan cuaca di sore hari. Ancaman lain adalah genangan dan juga banjir bandang," jelas Kepala Bidang Humas BMKG Taufan Maulana, Senin (29/04/19).
(bef)