DREAMERS.ID - Beberapa waktu lalu, ribuan masyarakat dan sejumlah ulama serta tokoh politik menghadiri acara Munajat 212. Acara keagamaan itu kini masuk dalam penyelidikan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) lantaran ada beberapa hal yang diduga berbau unsur politik.
Munajat 212 digelar di Monas, pada Kamis (21/02) malam dengan menghadirkan tokoh-tokoh penting, seperti Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, serta Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Dugaan politis pertama muncul saat Fadli Zon memasuki panggung dengan pose dua jari. Akhirnya, komentar pun bermunculan selepas acara selesai. Tanggapan pertama datang dari Wakil Ketua TKN Jokowi, Abdul Kadir Karding, yang meminta Bawaslu mengusut pose dua jari Fadli Zon.
Terkait kontroversi pose 2 jari Fadli Zon, Bawaslu DKI masih mengumpulkan bukti-bukti terkait ada tidaknya dugaan kampanye dalam acara munajat 212 di Monas.Bawaslu DKI mengatakan akan menginvestigasi panitia acara hingga pengelola lokasi acara.
Dilansir dari detik.com Ketua Bawaslu DKI, Muhammad Jufri berkomentar “Tim kami akan melakukan investigasi kepada panitia pelaksana, hasil pengawasan, pemberitahuan ke polisi, kita komunikasi ke pengelola acara, ke Monas. Semua dilakukan,” ucapnya saat ditemui di Masjid Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (24/2/2019).
Sejumlah pihak juga menyoroti terkait ucapan Zulkifli Hasan yang menyinggung soal pergantian presiden. Jufri menjelaskan setelah semua data dan bukti terkumpul, akan dilakukan pengkajian terlebih dahulu. Hal tersebut untuk membuktikan benar tidaknya ada dugaan kampanye dalam acara tersebut.
“Karena yang namanya kampanye itu kan harus komprehensif. Kita menilai bahwa itu kampanye atau tidak, kampanye kan penyampaian visi-misi, program. Bukti itu semua kita kumpulkan karena hasil pengawasan ini banyak dilakukan di lapangan. Kita kumpulkan dulu baru kita lakukan penilaian.” ujarnya.
(nino)