DREAMERS.ID - Joko Widodo cukup terkenal dengan modelnya yang tenang, legowo dan tidak grasak-grusuk dalam pembawaannya. Namun di tahun politik menuju Pemilu dan Pilpres 2019, pria bersapaan Jokowi itu mulai ‘menyerang’ isu-isu yang juga melanda kinerja atau pun dirinya.
Contohnya adalah saat pesaingnya, Prabowo Subianto menyebut Indonesia akan bubar dan punah. Jokowi pun menyindir pihak-pihak yang menyebarkan pesimisme karena Indonesia adalah negara besar dengan 260 juta penduduk. Namun harus tetap optimis untuk menghadapi tantangan membangun bangsa yang tak mudah itu.
"Masak ada yang bilang Indonesia bubar, punah. Bubar sendiri saja, punah sendiri saja. Tapi jangan ngajak-ngajak kita," kata Jokowi lansir Kompas.
Ada lagi momen Jokowi menjawab hoax soal tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos pad nomor urut 01 yang dikicaukan Andi Arief di akun Twitter juga soal selang cuci darah RSCM yang disebut Prabowo dipakai ulang hingga 40 kali.
Baca juga: Agak Di Luar Nurul, Jokowi Ungkap Kaesang Telah Minta Restu Masuk PSI?
Jokowi menyinggung hal hox terkait berita bohong yangakhirnya diakui oleh aktivis dan pendukung Prabowo-Sandi, Ratna Sarumpaet. Jokowi memuji sosok Ratna Sarumpaet yang pada akhirnya mengakui kepada publik bahwa wajahnya lebam akibat operasi plastik, bukan karena dianiaya orang tak dikenal sebagaimana disampaikan kubu Prabowo-Sandiaga."Ada lagi yang katanya dianiaya, mukanya babak belur, lalu konferensi pers, menuduh nuduh kita," kata Jokowi. "Saya acungi jempol ke Ratna. Yang enggak benar itu yang ngabarin dianiaya. Itu maunya apa? Mau nuduh kita? Tapi masyarakat sudah cerdas dan pintar-pintar,"
Jokowi juga sempat menyentil tudingan kepada Prabowo-Sandi yang menggunakan konsultan asing dalam menghadapi Pilpres 2019. Efek dari penggunaan konsultan asing itu, menurut Jokowi, strategi yang digunakan kubu oposisi berpotensi memecah belah masyarakat.
"Yang dipakai konsultan asing. Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir menganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak. Membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi.
"Seperti yang saya sampaikan, teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," lanjut Jokowi.
(rei)