DREAMERS.ID - Konten pornografi memiliki dampak buruk bagi masyarakat. Usaha pemberantasan pornografi pun dilakukan berbagai pihak hingga turun tangan pihak berwajib. Anehnya, meski selalu berusaha diberantas, situs porno tetap ramai peminat.
Situs antipornografi Fight The New Drug mengatakan, penikmat pornografi online makin meningkat di tahun 2019 seiring penggunaan media sosial dan teknologi internet. Industri pornografi pun tidak akan sepi peminat karena sifat industry pornografi yang memanfaatkan karakter alami manusia tentang keingintahuan dan dorongan seks.
Industri pornografi akhirnya mencerminkan hubungan seks tak lebih dari pelampiasan nafsu. Pria digambarkan sebagai pihak yang dominan, sedangkan wanita adalah objek seks yang kadang disertai tindak kekerasan. Kesalahan penerimaan informasi pada remaja yang mengakses konten porno seperti ini sangat berisiko negative dan memberi efek kecanduan.
Di Inggris, pemerintah berusaha bertindak tegas untuk mengurangi resiko tersebut. Inggris akan melarang semua konten pornogafi online di awal 2019 termasuk pada media sosial. Nantinya, pengakses konten porno harus mengisi keterangan usia dan menunggu hasil verifikasi dengan data kependudukan.
Baca juga: Mantan Kontestan 'Produce 101 Season 2' Jeong Joong Ji Meninggal Dunia Diduga Bunuh Diri
Tanpa aturan tegas, akan selalu ada celah untuk remaja mengakses konten pornografi. Meski usaha Inggris belum tentu sepenuhnya dapat memblokir konten porno, ketegasan pemerintah bisa menjadi perhatian penyedia konten di internet untuk lebih serius membatasi akses konten porno bila tak ingin kena sanksi.
(bef)