Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Fenomena Lansia Korea Selatan Justru Lebih Banyak Lakukan Kejahatan
20 Desember 2018 11:00 | 1512 hits

DREAMERS.ID - Fenomena memprihatinkan tengah marak terjadi dan cukup dinilai jarang terjadi di tempat lain. Negeri Gingseng, Korea Selatan  justru memiliki tingkat kriminal yang lebih tinggi dilakukan oleh para orangtua atau lansia.

Hal ini ditunjukkan oleh statistik resmi dari otoritas hukum Korea Selatan di mana ancaman kenakalan geng remaja justru jauh lebih kecil dibandingkan dengan kriminal yang dilakukan oleh banyak manula.

Diketahui terjadi 45% dalam lima tahun terakhir, tentang kejahatan yang dilakukan oleh orang berusia 65 tahun ke atas.  Kejahatan serius oleh kelompok manula, termasuk pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, dan perampokan meningkat hingga 70 persen, dibandingkan dengan kondisi serupa pada sekitar seribu kasus di tahun 2013.

Contoh kasus di bulan November, seorang pria berusia 70-an ditangkap karena menyerang kurir atas keterlambatan pengiriman parsel. Ketika polisi tiba, ternyata lelaku itu lupa ia telah menerima paket itu dua hari sebelumnya. Ada lagi di bulan Agustus, seorang manula  lain diduga menewaskan dua pegawai negeri dan melukai seorang tetangga karena masalah distribusi air.

Perlu diketahui jika lebih dari 14% warga Korsel berusia di atas 65 tahun. Namun ketika lansia hidup lebih lama, banyak yang tidak dapat menopang diri secara finansial. Sekitar 60% warga Korea Selatan yang lansia, diketahui tidak memenuhi syarat untuk mendapat pensiun nasional.

Hal di atas dikarenakan belum diperkenalkan secara luas sistem jaminan hari tua hingga tahun 1988, sehingga membuat hampir separuh populasi manula saat ini berada dalam kondisi yang relatif miskin.

"Dengan tidak ada pekerjaan yang memungkinkan orang tua untuk berkontribusi pada masyarakat, mereka merasa putus asa, dan ini dapat menyebabkan permusuhan terhadap orang lain, depresi dan perilaku antisosial," kata Cho Youn-oh, seorang profesor dan kriminolog di University of Dongguk.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio