DREAMERS.ID - Atlet Asian Games 2018 yang meraih medali telah mendapat hadiah yang dijanjikan oleh pemerintah senilai miliaran rupiah. Namun masih banyak bonus menanti mereka yang datang dari beberapa lembaga mau pun instansi, salah satunya adalah Pemprov DKI Jakarta.
Bonus dari pemda ibu kota itu pun telah diusulkan ke DPRD DKI dan diatur dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1203 Tahun 2018 yang mengatur tentang besaran bonus atlet peraih medali di kompetisi tingkat Asia untuk kategori perorangan tingkat Asia. Dalam aturan itu, atlet peraih medali emas berhak mendapat bonus Rp 300 juta, peraih medali perak Rp 150 juta, dan peraih medali perunggu Rp 90 juta.
"Kalau misalnya sudah persetujuan dewan, sambil menunggu evaluasi Kemendagri, kita nanti akan berkunjung ke Kemendagri, bisa nggak untuk atlet ini kita cairkan lebih dulu," ucap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) DKI Jakarta Ratiyono mengutip Detik.
Baca juga: Cerita Kocak Dira Sugandi Yang 'Dimodusin' Siwon Super Junior
Namun sebelumnya Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD DKI M Taufik sempat mengatakan Pemprov DKI mengusulkan bonus untuk penerima medali emas Asian Games menjadi Rp 750 juta dari sebelumnya Rp 300 juta. Ternyata menurut Ratiyono besaran bonus tetap sesuai dengan Kepgub Nomor 1203 Tahun 2018."Jadi gini, karena kita sudah punya aturan Pergub dan Pergubnya sudah baru terbit di Agustus pertengahan, mungkin itu yang kita patuhi. Justru kita ingin kepada atlet kita jangan kemudian diguyur bonus yang berlebihan, akhirnya nanti sudah nyaman. Yang kita dorong adalah fighting spirit-nya. Jangan kemudian 'ah sudah nyaman'," kata Ratiyono.
Ratiyono juga membeberkan tentang besaran bonus para atlet dari negara-negara tetangga Indonesia yang nilainya lebih kecil, contohnya adalah Malaysia.
"Sementara di Filipina itu (Rp) 1,6 miliar, Hong Kong (Rp) 3,5 M, tetangga serumpun kita Malaysia (Rp) 280 juta, kemudian Korsel bebas wajib militer itu karena dia sudah membela negara mungkin nilainya lebih dari dia wajib militer. Itu penghargaan negara kepada warganya. Kemudian Jepang sendiri, kenapa Jepang justru tidak memberikan bonus? Karena membela negara adalah suatu kehormatan tiap warga," imbuh Ratiyono.
(rei)