DREAMERS.ID - Penempatan posisi pemain sepakbola, termasuk kiper umumnya ditentukan dari potensi pemain itu sendiri, yang semuanya itu dimulai dari pembinaan di sekolah sepak Bola (SSB). Namun apa jadinya jika seorang pemain 'telat' menyadari potensi terbaiknya setelah ia sudah menapaki karir di rumput hijau?
Dilansir Okezone, lima penjaga gawang berikut ini adalah contoh dari pesepakbola yang telat menyadari potensinya, yang mana pada awalnya mereka bukan berposisi sebagai klper.
Jose Manuel Pinto
Jose Manuel Pinto selama ini dikenal sebagai penjaga gawang cadangan milik Barcelona. Pinto berlabuh ke Barcelona pada 2008 setelah direkrut dari Celta Vigo. Kendati demikian, awal mula karier Pinto dalam dunia sepakbola bukanlah menjadi seorang penjaga gawang.
Pinto mengawali kariernya di dunia sepakbola sebagai seorang gelandang bertahan. Meski begitu, saat menjadi penjaga gawang, Pinto terbukti memiliki kemampuan yang memadai, meski dirinya hanya menjadi pelapis. Kini, setelah Pinto pensiun sebagai pesepakbola, ia merambah ke dunia musik sebagai produser rekaman dan memiliki label bernama Wahin Makinaciones.
Adrian
Penjaga gawang West Ham, Adrian, juga merupakan salah satu kiper yang pada awal kariernya tidak memulai sebagai kiper. Hingga usia 10 tahun, Adrian tercatat ditempatkan sebagai seorang striker. Kala itu Adrian bermain untuk klub masa kecilnya, CD Altaire.
Karier Adrian di dunia sepakbola profesional juga dapat dikatakan berkembang sedikit terlambat. Pasalnya, ia baru dipercaya menjalani debutnya di usia 25 tahun bersama Real Betis. Ada pun pada musim panas 2013 Adrian diboyong oleh West Ham dari Real Betis dengan status bebas transfer.
Jorge Campos
Stigma yang menyebut bahwa penjaga gawang harus memiliki tubuh tinggi nyatanya tak berlaku bagi Jorge Campos. Dengan tubuh yang relatif pendek, Campos terbukti mampu tetap mempertahankan gawangnya dengan gerakan atletis dan kecepatannya.
Kendati begitu, Campos adalah penjaga gawang yang kerap membuat jantung para penggemar berdegup kencang. Pasalnya, pria Meksiko itu cukup sering meninggalkan gawangnya untuk membantu penyerangan. Hal tersebut dikarenakan pada awal kariernya, Campos adalah seorang striker. Tak ayal, pada akhir kariernya di dunia sepakbola profesional, Campos pun mengemas 46 gol, meski dirinya seorang kiper.
2 Thibaut Cuortois
Thibaut Courtois merupakan salah satu penjaga gawang terbaik yang ada di dunia saat ini. Tak ayal, penjaga gawang asal Belgia itu rela ditebus Real Madrid dengan harga 35 juta euro. Selain memiliki tubuh yang tinggi menjulang, Courtois juga dilengkapi dengan kemampuan refleks yang baik.
Meski begitu, pada awal kariernya, Courtois ternyata berposisi sebagai seorang bek kiri. Ia menjalani posisi bek kiri kala membela klub di tempat tinggalnya, Bilzen V.V, ketika masih kanak-kanak. Ia baru mulai menjadi seorang penjaga gawang saat bergabung dengan Racing Genk di usia tujuh tahun.
David De Gea
Meski kini dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia, namun perjalanan David De Gea untuk sampai ke titik itu tidaklah mudah. Pada awal-awal karier profesionalnya, De Gea sebagai penjaga gawang kerap melakukan kesalahan (blunder) yang tentunya berujung pada kritik. Bila menarik garis waktu lebih jauh lagi, De Gea nyatanya pada awal kariernya bermain sepakbola, tidaklah berposisi sebagai penjaga gawang.
Pelatih sepakbola masa kecil De Gea, Jose Maria Cruz, mengingat penjaga gawang Manchseter United itu sebagai seorang striker yang mampu mencetak banyak gol.
“Di sekolah ini, David adalah pemain outfield sampai usia 14. Kami bermain futbol sala di sini, dan dia bermain di posisi depan. Dia adalah pencetak gol terbanyak kami,” ujar Jose Maria Cruz, seperti dilansir Sportskeeda, Kamis (6/9).
Kendati begitu, De Gea mengungkapkan bahwa ia beralih ke posisi penjaga gawang lantaran ia merasa lebih natural memainkan posisi tersebut.
(mdi)