Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Lifestyle
>
Article
Sepenggal Kisah Nasib Pebalap Sepeda Macan Asia Era 60an Asal Indonesia
03 September 2018 16:00 | 1312 hits

DREAMERS.ID - Kaki dan tangan yang sudah mulai menua, kini sudah tak sekuat dulu saat ia masih mengayuh sepeda dengan kecepatan tinggi. Namanya berjaya di era 1960-an ketika dirinya meraih tiga emas di Asian Games 1962, ialah Hendrik Brocks.

Namun semua itu hanya kini hanya tinggal kenangan, pasalnya seperti dilansir Kompas, peraih sebutan pebalap sepeda macan Asia ini, kini menjalani hari-harinya dalam 'gelap', setelah matanya divonis menderita glaukoma sejak 2007 dan kini kedua matanya tak bisa melihat.

Sebuah tongkat kayu menjadi penopangnya saat berjalan, dengan dipapah sang istri, Yati Suryati (67), yang selalu setia mendampingi. Masa tua Hendrik dan istrinya penuh dengan keterbatasan.

Sebagai mantan atlet, tak ada yang uang pensiun yang didapatkannya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Hendrik mengandalkan harta benda yang tersisa, serta pemberian anak tunggal dan keluarga besarnya.

Keponakan Hendrik, Dikdik Firmansyah, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (31/8/2018) malam, mengungkapkan, selama ini keluarga besar turut membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari Hendrik.

“Kalau untuk makan sehari-hari ada dari keluarga besar,” kata Dikdik. Menurut dia, sang paman sebenarnya tak ingin merepotkan keluarga besar. Suatu ketika, kata Dikdik, Hendrik pernah membagi rumahnya menjadi tiga bagian.

Satu bagian dijual dan uang hasil penjualan bagian rumah itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berikutnya satu bagian rumahnya kembali dilepas atau dijual ke keluarga saya, namun pembayarannya dicicil.

"Maksudnya dicicil, pembayarannya itu sesuai kebutuhan Uwa (paman)," kata Dikdik. Kini, Hendrik tinggal di bagian rumahnya yang tersisa di Jalan Bhayangkara, Gang Rawasalak, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Daya ingat Hendrik masih cukup kuat.

Ia mengisahkan pengalamannya pada era 1960 hingga 1980-an, saat berjuang meraih tiga medali emas Asian Games 1962, Ganefo, Olimpiade, dan menjadi pelatih bagi para pebalap sepeda nasional. Nama-nama para pebalap yang menjadi kolega dan rekan satu tim masih diingatnya dengan jelas.

Mereka di antaranya Aming Priatna, Wahju Wahduni dari Jawa Barat, Hasjim Roesli dari DKI Jakarta, serta Frans Tupang dari Sumatera Barat. Kalau latihannya hanya mengayuh sepeda saja, tidak jelas.

"Makanya harus ada target, latihan bisa sampai tenaga terakhir berarti ada kemajuannya. Ini yang dilakukan oleh bapak, juga saat bapak melatih anak-anak juga begitu," lanjut dia.

(mdi)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio