DREAMERS.ID - Seperti yang sempat diberitakan sebelumnya, negara Venezuela sedang dilanda hiperinflasi yang menyebabkan runtuhnya kondisi ekonomi. Akibatnya, harga kebutuhan sehari-hari yang harusnya murah menjadi melonjak menjadi harga yang tak masuk akal.
Kini seorang warga Indonesia di Venezuela menceritakan pengalaman bagaimana harus membayar nasi goreng seharga miliaran bolivar (mata uang Venezuela). Jika dikonversi, harga tersebut setara dengan Rp 7 juta.
"Saat kami bayar harganya 1,7 miliar (bolivar) dan di akun kami hanya ada satu miliar, jadi sama restorannya dikasih nomor rekening untuk ditransfer. Jadi asas kepercayaan saja, karena internet banking sibuk, banyak orang yang transfer," cerita Tri Astuti, pelaksana fungsi ekonomi kedutaan Indonesia di Caracas.
Ia mengatakan jika padahal menu kala itu adalah menu makan siang biasa yang harus dibayar tambahan melalui bank karena dana yang ada tidak cukup. Mereka yang berjumlah 20 orang itu hanya makan sajian kentang, kerang, ikan dan ayam yang biasanya seharga 500 juta bolivar di awal tahun.
Pemerintah Venezuela mengantisipasi efek lanjutan dengan menerbitkan mata uang kertas baru pada Senin (20/8) lalu namun justru mengakibatkan ribuan toko tutup karena penyesuaian mata uang baru.
Tak hanya itu, semakin banyak pula jutaan warga Venezuela yang meninggalkan negaranya, Restoran-restoran di sana memberikan rincian bank kepada pelanggan untuk mentransfer uang membayar makanan yang sebenarnya tidak terlalu banyak dan mewah namun memiliki harga selangit.
Ambruknya perekonomian Venezuela ini ditandai dengna hiperinflasi, padamnya listrik, kekurangan pasokan makanan hingga obat-obatan. Di pasar tradisional sekalipun, transaksi juga melalui transfer karena sebagai contoh, harga sayuran di sana dihargai 30 juta bolivar.
(rei)