DREAMERS.ID - Shinta Putri Diana Pertiwi seorang mahasiswi Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Jerman. Ia ditemukan tewas tenggelam di Danau Trebgast, Bavaria, Jerman pada hari Rabu (8/8/2018).
Danau ini tidak jauh dari kampusnya di Universitas Bayreuth. Shinta merupakan mahasiswa jurusan kedokteran forensik di Universitas Bayreuth. Untuk saat ini, Shinta sebenarnya tengah menyelesaikan tesis.
Shinta direncanakan menyelesaikan studinya akhir tahun ini lalu kembali ke Tanah Air untuk menikahi pujaan hatinya. Setelah menikah, Shinta juga berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 di kampus yang sama. Namun semua hanya tinggal rencana.
Shinta dikabarkan tewas tenggelam saat berenang di danau dekat kampusnya. Menurut sang ibu, Umi Salamah. Shinta dilaporkan hilang oleh kedua temannya saat berenang bersama di Danau Trebgast.
Image Sources: Tribunnews
Korban baru ditemukan keesokan harinya dalam keadaan sudah meninggal dunia, pada tanggal, Kamis (9/8/2018). Jenazah Shinta telah ditemukan di sekitar pulau kecil yang ada di ujung danau. Jaraknya sekitar 30 meter titik awal Shinta berenang.
"Jadi kemarin pas kegiatan summer school, kegiatan diikuti sesuai hobi masing-masing pelajar. Shinta berenang bersama temannya asal Maroko, tapi setelah dua jam tak ditemukan lagi. Dicari-cari melalui pengeras suara juga tidak muncul, kemudian temannya lapor polisi dan dilakukanlah pencarian" Kata Umi dikutip dari detikcom.
"Danaunya cukup luas, ada pulau kecil di ujungnya. Shinta ditemukan di sekitar situ" tambah Umi. Umi sangat kaget akan berita meninggalnya Shinta karena tenggelam, Shinta dikenal pandai berenang.
Ketika jenazah Shinta ditemukan, Shinta masih mengenakan baju renang yang sama dengan ketika ia dinyatakan hilang. Kemudian jenazah dievakuasi, diautopsi dan disemayamkan di rumah duka di kawasan Kumbalch.
Umi sendiri mengaku pertama kali memperoleh kabar duka ini dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt pada Jumat (10/8/2018). "Teman dan KJRI menghubungi kami, menyampaikan peristiwa yang menimpa Shinta" Kata Umi.
Umi kemudian menceritakan sempat muncul masalah menganai biaya kepulangan jenazah Shinta. Umi bercerita, pihaknya mendapatkan informasi dari KJRI bahwa biaya pemulangan jenazah dibebankan kepada keluarga.
Baca juga: Sudah Sering Beraksi, Pria Cabul Curi Dalaman Terciduk di Asrama Putri UIN Ciputat
"Kami awalnya dapat informasi dari KJRI jika biaya pemulangan jenazah ditanggung KJRI. Tetapi besoknya pernyataan itu berubah, biaya dibebankan semua oleh keluarga. KJRI hanya memfasilitasi penyelesaian administrasi saja." ungkap Umi.Umi juga menambahkan, ia bukannya tidak mau menanggung biaya pemulangan jenazah putrinya itu. Hanya saja ia baru saja mengirim uang perpanjangan visa untuk Shinta yang jumlahnya cukup besar sehingga ia belum bisa menyediakan dana dalam jumlah besar lagi dalam waktu dekat.
Keluarga kemudian berinisiatif membuka penggalangan dana lewat situs kitabisa.com. "Banyak teman-teman Shinta, seperti di PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) dan sejumlah orang membantu sampai terkumpul cukup banyak, lebih dari Rp 111 juta" beber ibunda Shinta.
Namun saat penggalangan dana masih berlangsung, warga Jalan Bandulan 12, Sukun, Kota Malang ini kembali mendapatkan telepon dari Kementerian Luar Negeri, yang menyatakan jika semua biaya pemulangan tidak dibebankan kepada keluarga.
"Beberapa waktu kemudian Kemenlu telepon menyatakan menanggung semua biaya. Pernyataan yang berubah lagi, tetapi ada syaratnya yaitu memberikan surat keterangan tidak mampu."
Lagi-lagi, Umi dan suaminya dibuat bingung. Namun demi kepulangan jenazah Shinta, mereka akhirnya menuruti persyaratan tersebut. Seketika itu juga penggalangan dana lewat situs dihentikan.
Pernyataan keluarga ini kemudian ditepis oleh KJRI Frankfurt. Menurut KJRI Frankfurt, "KJRI hanya sekali menanyakan terkait pemulangan jenazah. Terkait dengan biaya pemulangan, dari pihak keluarga kami bisa berkoordinasi dengan siapa, Pak?”
KJRI menyatakan bahwa tidak meminta keluarga untuk bayar. “Ini kan harus dibicarakan dan dikoordinasikan dulu. Biaya pemulangan bisa tanggung pemerintah dengan kelengkapan administratif" tutur Konsul di KJRI Frankfurt, Joneri Alimin.
Kini setelah permasalahan pemulangan jenazah selesai, Umi mengabarkan bahwa keluarga tinggal menunggu hasil autopsi terhadap jenazah Shinta untuk memastikan penyebab kematiannya.
"Autopsi sudah, tapi penyebab kematiannya kami belum menerima penjelasannya. Kami masih menunggu" sebut Umi. Menurut KJRI, rencananya jenazah akan dipulangkan ke Indonesia pada hari Rabu (15/8/2018) atau Kamis (16/8/2018).
(sfr)