Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Penjelasan Di Balik Gempa Lombok yang Mendapat Titel 'Fenomena Luar Biasa'
07 Agustus 2018 13:38 | 2437 hits

DREAMERS.ID - Lombok menjadi pembicaraan di dalam dan luar negeri terkait bencana gempa buminya yang menelan hampir seratus orang. Gempa yang terjadi kuat, sebesar 7 SR hingga terasa hingga ke Bali dan sebagian wilayah Jawa Timur.

Sebelumnya, 29 Juli 2018 gempa mengguncang dengan kekuatan 6.4 Skala Richter yang ternyata bukan akhir karena terjadi lagi pada 5 Agustus kemarin. Fenomena ini dianggap sangat tidak biasa karena kekuatan gempa kedua lebih besar dari gempa yang pertama.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan geofisika (BMKG) pun memberi penjelasan jika gempa sebelumnya yang berkekuatan 6.4 SR adalah gempa awalan atau foreshock. Sementara gempa kedua adalah yang utama atau yang sering disebut mainshock.

"Itu agak luar biasa kalau menurut saya. Memang agak mengejutkan, di tempat yang sama, hanya berjarak satu minggu, antara foreshock dan mainshock berdekatan, dan besarnya (gempa utama) itu 10 kali lipat," ujar mantan Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengutip Liputan6.

Setelah gempa awalan, terjadi gempa utama yang diikuti oleh ratusan gempa susulan yang lbeih kecil. Ternyata hal ini bersifat alami karena berguna untuk menyeimbangkan patahan-patahan.

Baca juga: Update Gempa Bandung-Garut, Benarkah Berhubungan Dengan Megathrust?

"Kita memang tidak bisa memprediksi berapa kuat gempa awalan serta jumlah gempa susulan. Yang bisa kita lihat, jika jumlah dan energi gempa susulan sudah menurun, dia sudah mengunci energi untuk dikeluarkan pada gempa lain di masa yang akan datang," jelas mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) itu.

Hal itu memang dibenarkan oleh peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Danny Hilman Natawijaya. Namun ia mengatakan jika gempa awalan atau foreshock itu tidak selalu ada. Namun rentetan foreshock, mainshock hingga ke aftershock (gempa susulan) adalah urutan komplit.

"Tapi, gempa yang pendahuluan atau foreshock itu tidak selalu ada, jadi langsung mainshock atau gempa utama, terus susulan. Nah yang kemarin (gempa Lombok 5 Agustus 2018) ini kasusnya lain dari yang lain. Didahului dengan yang pembuka dulu, baru utamanya atau yang besarnya baru keluar," jelas Danny.

"Namun ada kondisi-kondisi di alam itu tidak semuanya sama dan seragam. Tipe yang kedua adalah tidak ada gempa utama, tapi diikuti gempa susulan, tapi selang beberapa waktu di lokasi yang sangat berdekatan dan hampir sama di patahan yang sama mengalami penguatan gempa yang kurang lebih sama," jelas dia.

Gempa tipe ketiga, lanjut dia, adalah gempa yang terjadi di awal dan susulannya punya kekuatan yang sama. "Kekuatan gempa ini biasanya tidak tinggi, skalanya tidak begitu besar," tegas mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio