DREAMERS.ID - Sejumlah ilmuwan Australia telah berhasil melakukan menemukan terobosan baru dalam dunia penelitian kanker. Para ilmuan menemukan jenisa obat baru yang bisa menempatkan sel-sel kanker pada hewan percobaan dalam keadaan tidur permanen.
Proses pembuatannya sendiri memakan waktu satu dekade, dan obat ini merupakan yang pertama dari jenisnya. Dengan harapan obat ini bisa menghentikan perkembangbiakan sel-sel kanker tanpa efek samping yang berbahaya.
"Kami sangat gembira terhadap potensi obat ini sebagai senjata yang sama sekali baru untuk melawan kanker," kata Associate Professor Tim Thomas dari Institut Riset Kedokteran Walter and Eliza Hall di Melbourne dikutip dari kompas.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature tersebut menemukan, obat-obatan ini efektif dalam menghentikan perkembangan kanker darah dan hati pada tikus, serta menunda kambuhnya kanker.
"Obat-obatan ini dapat ditoleransi dengan baik dalam model praklinis kami dan sangat ampuh melawan sel-sel tumor, sementara tampaknya tidak mempengaruhi sel-sel sehat," kata Dr Thomas.
Berdasarkan informasi, perawatan kanker konvensional memang bisa menyebabkan kerusakan DNA yang tidak dapat diubah pada sel kanker. Namun sangat disayangkan, perawatan tersebut dapat merusak sel-sel yang sehat. Dikarenakan obat baru ini dirancang untuk menghentikan produksi protein spesifik yang mendorong pertumbuhan kanker.
Para peneliti berharap obat ini dapat secara efektif menghentikan perkembangan kanker atau menunda kekambuhannya pada manusia.
"Obat yang kami kembangkan adalah sebuah konsep yang sudah dibuktikan... langkah selanjutnya adalah mengembangkan senyawa yang lebih cocok yang bekerja dengan cara yang sama tetapi itu dapat digunakan pada pasien kanker," kata Dr Thomas.
Dr. Thomas juga mengatakan para peneliti juga mencoba berbagai aplikasi yang berbeda untuk hal ini.
"Kita bisa membayangkan akan ada kanker tertentu di mana mekanisme ini kami targetkan benar-benar menjadi pengendali kanker, dan kemudian dalam situasi lain mungkin lebih bermanfaat sebagai terapi untuk mencegah kambuh," katanya.
"Tapi kami kira tidak semua kanker di bawah setiap keadaan akan rentan, dan ini karena kami menargetkan mekanisme tertentu, daripada hanya pertumbuhan secara umum." Tambahnya.
Menurut Dr. Thomas, sejumlah perusahaan farmasi telah mencoba mengembangkan obat di masa lalu yang dapat menghambat mekanisme sel kanker di pusat penelitian ini. Namun mereka gagal dalam percobaan tersebut.
"Ini adalah kelas protein yang sangat sulit untuk ditargetkan. ia bahkan dianggap mungkin tidak dapat diolah," katanya.
"Kami memulai ini 10 tahun yang lalu dan menyaring hampir seperempat juta senyawa yang berbeda," sambungnya.
Ia juga mengatakan butuh waktu lama untuk menunjukkan jika ini berhasil.
"Kemudian butuh beberapa tahun untuk menunjukkan ini benar-benar berhasil dalam model laboratorium," tegasnya.
"Butuh waktu sekitar satu dekade untuk sampai ke titik ini... dan 52 orang telah terlibat," tambahnya Dr Thomas.
Dr. Thimas mengatakan langkash selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari kemitraan industri untuk mengambil konsep obat baru ini diujicobakan pada manusia.
"Sangat penting bahwa kami memastikan perawatannya aman, sehingga kami perlu melakukan banyak studi keamanan dan kemanjuran sebelum kami dapat mengatakan bahwa ini siap untuk diluncurkan di klinik," jelas Dr Thomas.
Dilansir dari kompas penelitian ini merupakan kolaborasi jangka panjang antara Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research, Universitas Monash, Cancer Therapeutics CRC, The University of Melbourne, Pusat Kanker Peter MacCallum, dan CSIRO.
(fdc)