DREAMERS.ID - Israel yang merupakan Negara di Timur Tengah itu telah banyak menuai pro-kontra dunia. Pasalnya sampai saat ini Israel masih bersitegang dengan Palestina dan larangan kunjungan turis Indonesia pun pernah dibuatnya. Namun kini, negara itu tengah dilanda kekhawatiran.
Melansir laman Liputan6, gempa besar akan mengancam negeri itu. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel sedang melakukan persiapan untuk memperkuat infrastruktur dalam menghadapi ancaman gempa bumi terbesar. Tidak tanggung-tanggung, bahkan diperkirakan sebanyak 80.000 rumah akan hancur akibat gempa tersebut.
Tel Aviv waswas dilanda gempa bumi terbesar dalam sejarah setelah beberapa hari rentetan gempa kecil mengguncang wilayah Israel utara. Persiapan menghadapi bencana besar itu disampaikan Netanyahu dalam rapat kabinet awal pekan ini.
Mengutip laporan Arutz Sheva, Netanyahu mengatakan kepada para menteri kabinetnya bahwa langkah-langkah kesiapsiagaan gempa saat ini sedang diperiksa dan setiap tindakan yang diperlukan akan dilakukan selama beberapa tahun mendatang.
“Ada juga ancaman lain di utara, ancaman dari alam; gempa bumi,” kata Netanyahu kepada para menterinya.
“Kami sedang mempersiapkan bersama dengan Menteri Keuangan dan Menteri Pertahanan. Pada pertanyaan tentang gempa bumi, tindakan penting telah dibuat dengan Rencana Garis Besar Nasional 38, tetapi, tentu saja, ada kebutuhan untuk langkah tambahan dan biaya banyak,” lanjutnya.
Baca juga: Palestina Belum Usai, Harus Tahu Alasan Israel Menyerang Lebanon
Rencana Garis Besar Nasional 38 adalah tindakan Israel untuk memperkuat bangunan tua dalam menghadapi gempa bumi. Langkah ini juga menawarkan insentif ekonomi untuk mendorong warga agar mencari izin bangunan yang akan memungkinkan mereka untuk memperkuat bangunan rumah mereka.Pernyataan Netanyahu muncul pada hari yang sama ketika Deputi Menteri Perumahan dan Konstruksi Israel, Jackie Levy, mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa sekitar 80.000 rumah di negara itu terancam hancur jika gempa bumi besar melanda.
“Ada banyak struktur lama yang akan runtuh seperti menara kartu selama gempa bumi,” kata Levy.
Tetapi, tidak semua orang setuju dengan prediksi Levy. Avi Shapira, seorang ahli seismologi di Universitas Haifa, mengatakan kepada Ynet News bahwa rangkaian gempa bumi tidak selalu menunjukkan bahwa pengocok utama gempa berada di sekitar sudut.
“Tidak ada bukti yang jelas yang menunjukkan bahwa urutan gempa bumi seperti itu selalu mengarah pada gempa besar,” kata Shapira.
“Secara statistik berbicara, ada tempat di seluruh dunia di mana probabilitas meningkat. Kemungkinan tidak akan terjadi apa-apa, tetapi Anda tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa itu mungkin,” imbuhnya.
Israel terletak di sepanjang lempeng Suriah-Afrika, yang merupakan bagian dari Great Rift Valley, sebuah parit geografis yang membentang dari Lembah Beqaa di Lebanon ke arah selatan menuju Mozambik.
(mdi)