DREAMERS.ID - Seorang jurnalis sebuah media online Medan, diberitakan Viva diancam akan dibunuh karena karya jurnalistiknya. Pria bernama Muhammad Arief Tampubolon itu menginvestigasi laporan seorang pejabat Pemerintah Provinsi Sumatra Utara yang ditangkap gara-gara kedapatan berjudi.
Pejabat tersebut tertangkap main judi di sebuah hotel di Medan pada Mei 2018, dan ketika investigasinya siap ditulis Arief diteror oleh orang diduga suruhan si pejabat. Pada konferensi pers Senin (9/7) malam, Arief menceritakan pengungkapan kasus tersebut.
Awalnya, Arief mendapat informasi telah ditangkap seorang pejabat berinisial SH karena bermain judi bersama lima orang rekannya masing-masing berinisial OD (kontraktor), AH (pejabat eselon tiga Pemprov Sumut), PS (kontraktor), Srh (pegiat politik), dan RD (pegiat politik).
Sebulan penyelidikan, Arief menemukan informasi yang lebih terang, termasuk foto SH saat di ruang penyidikan, foto KTP elektronik milik SH, dan foto saat keenam orang itu ditangkap di dalam kamar hotel. Arief juga mendapat bukti penting, yakni rekaman video saat penggerebekan.
"Saya kenal semua yang ada di video tersebut. Yang menangkap itu polisi. Saya kenal mereka," kata Arief sembari menyebut beberapa nama polisi yang ada dalam video.
Baca juga: Keren! Begini Detail Bus 'Anti Terjebak Lampu Merah' Siap Beroperasi Bulan April
Arief pun tidak langsung menulis dan mempublikasikan video tersebut, namun meminta konfirmasi pihak yang ada di dalam video tersebut karena ada aparat kepolisian di dalamnya. Namun bukannya mendapat konfirmasi, Arief justru dihubungi oleh orang-orang yang mengaku suruhan SH dan memerintahkan untuk tidak menerbitkan investigasinya.“Pertama saya ditawari lima puluh juta rupiah. Lalu saya ditawari lagi tiga puluh juta oleh orang yang berbeda. Permintaan mereka agar saya jangan menyebarkan video dan tidak buat berita tersebut," kata Arief.
"Saya tolak tawaran mereka. Lalu si BH (politisi) mengatakan, jika mereka tidak bisa menghentikan saya, maka ada orang suruhan yang akan menghabisi saya. Narasumber yang memberikan video dan foto itu minta agar saya publikasi. Setelah acara ini, videonya akan saya share ke teman-teman media," katanya.
Ancaman itu pun benar adanya, karena Arief dipepet sebuah sepeda motor dengan dua orang saat pulang dengan mobilnya. Orang di motor itu melemparkan batu yang menghancurkan kaca depan mobilnya. Ia pun segera melapor pada polisi setempat dan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatra Utara, Komisaris Besar Polisi Tatan Dirsan Atmaja berjanji akan menanganinya secara serius.
"Kita tetap, dengan rekan-rekan wartawan, untuk melakukan penyelidikan terhadap teror dan ancaman dihadapi teman-teman jurnalis secara profesional," kata Tatan.
(rei)