DREAMERS.ID - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membuat klaim jika Pemprov DKI memiliki data 40 masjid di Jakarta yang dicurigai telah disusupi paham radikal dan intoleransi. Meski tak menjelaskan detail nama masjidnya, Sandiaga mengaku telah memerintahkan tindakan lebih lanjut.
Yaitu, memerintahkan anak buahnya untuk mengarahkan kegiatan dan pengurus masjid yang dicurigai tersebut agar tidak menyebarkan ajaran radikalisme. Hal ini dikatakannya saat berada di Pulau Untung Jawa, Selasa (5/6) kemarin.
"Kami juga sudah punya datanya di teman-teman Biro Dikmental dan Bazis. Akan kami arahkan ke kegiatan kami lebih banyak ke sana," kata Sandiaga yang juga mengatakan radikalisme muncul karena kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat, via Liputan6.
Baca juga: Momen Siwon Jadi Pembicara di Rangkaian KTT ASEAN Hingga Ketemu Wapres dan Mas Menteri
"Saya turun ke masjid bahwa perjuangan kita ke depan adalah membangkitkan ekonomi di masjid. Karena Salah satu masalah terjadinya radikalisme adalah ketidakadilan dan paham, believe, yang terus dimasukkan ke anak muda, generasi penerus bangsa kita dan mengambil jalan pintas,” katanya lagi.Ia pun mengatakan cara meminimalisir paham radikal, selain dengan membangkitkan ekonomi, adalah dengan pendidikan. Selain itu memberi kesempatan masyarakat menjadi pengusaha agar memiliki kegiatan yang lebih baik.
Namun sebenarnya awal cerita dugaan paham radikalisme di rumah ibadah masjid ini bermula dari kata-kata Presiden Jokowi. Ia sempat mengatakan adanya paham radikal yang diajarkan di sejumlah masjid di Ibu Kota. Hal ini terlontar dari presiden tepatnya saat mengundang tokoh agama, praktisi sosial, budaya,m dan pendidikan untuk berdiskusi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin kemarin.
(rei)