DREAMERS.ID - Gunung Merapi mengalami tiga kali letusan freatik pada Senin (21/5) di mana statusnya yang di awal normal naik menjadi waspada pada pukul 23.00. Hal ini dilakukan karena adanya peningkatan aktivitas freatik yang diikuti dengan gempa VT dan gempa tremor.
"Peningkatan status dari normal menjadi waspada direkomendasikan agar dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang berada di KRB III dimohon meningkatkan kewaspadaannya," ujar Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.
Seluruh aktivitas pendakian di Gunung Merapi juga tidak direkomenddasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian terkait dengan mitigasi bencana. Hanik juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan waspada serta jangan terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Baca juga: Viral video Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Guguran, Apa Kata BPPTKG?
"Masyarakat jangan terpancing dengan isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tak jelas sumbernya. Masyarakat agar tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke pos pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 Mhz, melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, melalui media sosial BPPTKG maupun datang ke Kantor BPPTKG di Jalan Cendana No 15, Kota Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192," pungkas Hanik.Melansir laman Merdeka, letusan Gunung Merapi terjadi tiga kali pada Senin (21/5) sekitar pukul 01.25 selama 19 menit dengan ketinggian asap 700 meter. Letusan kedua terjadi pada pukul 09.38 selama 6 menit dengan tinggi asap 1.200 meter angin condong ke arah barat.
Sedangkan letusan freatik ketiga Gunung Merapi terjadi pada pukul 17.59 selama 19 menit di mana ketinggian asap tidak terpantau karena terhalang. Sementara itu terjadi lagi letusan pada Selasa (22/5) pukul 01.47 selama 3 menit dengan ketinggian asap 3.500 meter arah barat.
(rei)