DREAMERS.ID - Akun-akun media sosial pelaku penembakan markas YouTube di San Bruno, Amerika Serikat boleh saja sudah dihapus dari dunia maya, namun motivasi dan alasan penembakan pelaku Nasim Aghdam mulai muncul ke permukaan.
Karena perbuatannya dengan aksi penembakan bertolak belakang dengan kegiatannya sebagai seorang YouTuber aktif, diketahui memiliki subscribers lebih dari 5.000. Sang Ayah yang bernama Ismail Aghdam membeberkan jika Nasim membenci YouTube meski sering mengunggah konten-konten beragam di platform video sharing tersebut.
Dilansir Kumparan, Ismail mengatakan Nasim tak lagi mendapat bayaran dari YouTube untuk video-video yang diunggahnya, hal ini juga sempat diutarakan oleh Nasim sendiri via situs resminya. Ia kesal karena menganggap YouTube menekan para kreator konten.
Diduga, yang dikritisi Nasim adalah perubahan kebijakan monetisasi YouTube yang memberi beberapa syarat jika YouTuber ingin mendapat uang. Contohnya adalah harus memiliki video yang ditonton selama 4.000 jam dalam periode 12 bulan, atau paling sedikit memiliki 1.000 subscriber.
Baca juga: YouTube Rilis Daftar 10 MV dan Video Paling Banyak Ditonton Tahun 2022 di Korea
Nasim juga pernah protes terhadap langkah Facebook yang mengkategorikan video-videonya ke dalam konten tidak pantas. Ia mempertanyakan mengapa video tutorial senamnya dicap mengandung konten tidak pantas.Ia juga menuding YouTube mengurangi jumlah view di kanalnya karena semakin berkurang dari waktu ke waktu setelah ada sistem filter dalam konten videonya.
"YouTube menyaring channel saya dan membuat konten saya sulit mendapatkan views," tulis Nasim dalam situsnya dilansir AP. "Tidak ada peluang pertumbuhan yang adil di YouTube atau situs berbagi video lainnya. Channel-mu akan berkembang hanya jika mereka menginginkannya."
Soal kehidupan pribadi Nasim, Ismail Aghdam mengatakan jika putrinya itu adalah seorang vegan dan pecinta hewan yang bahkan tidak akan tega membunuh semut. Di rumahnya, Nasim menggunakan kertas untuk memindahkan semut-semut ke halaman belakang. Ia juga diketahui pernah bekerja di perusahaan yang berhubungan dengan listrik.
Aksi Nasim yang menembaki dan melukai sejumlah orang di markas YouTube dan akhirnya menembak diri hingga tewas tetap tidak dapat dibenarkan meski ia disebut memiliki alasan untuk marah dan protes. Dari berita terakhir, semua korban telah mendapat perawatan di rumah sakit.
(rei)