DREAMERS.ID - Pada pagelaran World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 yang mengambil tema 'Decentralising Growth, Empowering Business', selain dihadiri oleh pemimpin negara, akademikus, dan ahli-ahli profesional, pemimpin perushaan pun juga turut berpatisipasi dalam forum yang akan digelar hingga 5 Agustus mendatang.
Pemimpin perusahaan yang dimaksud adalah ada pebisnis dalam dunia fashion khusunya dibidang fashion muslimah. Dalam panel ‘Can Islamic Fashion Become Haute Couture’, salah seorang pembicara asal Swedia bernama Faduma Aden menarik banyak perhatian penonton.
Perempuan cantik ini adalah pemilik lini fashion bernama Jemmila di negara asalnya, Swedia, yang memadukan antara busana muslim dengan ciri khas Skandinavia. Gaya desain Skandinavia identik dengan garis-garis tegas dan warna-warna yang tidak mencolok.
Baca juga: Simple nan Stylish, Ikuti Tren Hijami Ala Selebriti Indonesia Yuk
Dilansir dari Dream, Faduma berpendapat bahwa gaya berbusana yang ia coba tampilkan adalah dengan membawa nilai-nilai berbusana islam yang santu ke dalam karyanya. Salah satu alasannya untuk menjembatani minoritas muslim di Swedia."Ketertarikan masyarakat dan media di Swedia terhadap modest wear sudah mulai muncul. Meski hanya digunakan untuk acara-acara resmi saja, tapi itu kemajuan," tutur Faduma saat WEIF 2016 berlangsung.
Inspirasi lini fashion nya datang dari warga muslim Swedia yang kesulitan saat mencari busana yang sesuai dengan syariat islam karena jarangnya dijual hingga harus mencari ke pelosok pedesaan di Swedia.
Lini fasion Faduma diberi nama Jemmila yang memiliki arti ‘cantik’ dalam bahasa Arab. Dengan konsep busana dan aplikasi yang apik, brand ini sempat memenangkan penghargaan Most Prestigious Innovation di Swedia.
(ysm/dream)