DREAMERS.ID - Abdullah Azwar Anas mundur sebagai pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Pilgub Jawa Timur 2018 mendatang. Anas yang kini masih menjabat sebagai Bupati Banyuwangi itu disebut mundur karena foto-foto vulgarnya tersebar luas.
Dalam foto yang beredar melalui aplikasi pesan instan itu, terlihat foto pria mirip dengan Anas tengah memangku kaki wanita dalam sebuah mobil dengan botol wine juga terpotret dalam foto tersebut. Di foto lainnya, diduga di kamar hotel, terlihat pria mirip Anas duduk dengan kaus putih tanpa mengenakan celana.
Meski tak secara langsung menanggapi foto-foto tersebut, Anas angkat bicara dan mengatakan hal itu biasa diterimanya bahkan sejak awal menjabat. Ia pun sering dikirim macam-macam gambar masa lalunya yang disebut untuk mencegah Anas mengambil kebijakan tertentu.
Baca juga: Permohonan Pertolongan Jokowi dari Kimi Hime yang 3 Video Vulgarnya Dihilangkan oleh Kemenkominfo
“Mengenai desas-desus itu saya sudah terbiasa. Pembunuhan karakter dan teror kerap saya terima, begitu juga keluarga. Bahkan hal seperti itu sudah ada sejak tahun kedua saya menjabat sebagai Bupati Banyuwangi,” kata Anas.” Saya juga bahkan dikirimkan bermacam-macam gambar masa lalu untuk mencegah saya mengambil kebijakan-kebijakan tertentu,” tambahnya.“Meski ada pembunuhan karakter dan teror, saya toh tetap melanjutkan (sebagai Bupati Banyuwangi) apa yang baik bagi banyak orang. Karena dukungan masyarakat, terbukti kan banyak perubahan di Banyuwangi. Ini saya anggap risiko lah,” tegasnya.
“Apa pun yang datang menghadang untuk kebaikan banyak orang seperti program Rantang Kasih yang memberi makanan bergizi tiap hari ke lansia, program uang saku tiap hari bagi pelajar miskin dan sebagainya, tetap lanjut. Kalau ada yang menyerang terkait momen politik, saya sudah biasa menghadapi,”
Bersamaan dengan keterangan tertulisnya, Azwar Anas menampilkan sejumlah data perubahan di Banyuwangi selama masa jabatannya. Program-program populisnya diklaim meningkatkan pendapatan per kapita warga dari Rp20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016. Kenaikan itu mencapai 99 persen, melansir Suara.
(rei)