DREAMERS.ID - Sosok seorang pangeran dari Arab Saudi jadi pembicaraan viral lantaran terungkap menjadi pembeli lukisan Yesus Kristus yang diklaim sebagai yang termahal di dunia. Kegiatannya ini disebut berpotensi memicu kontroversi karena perilakunya dianggap tak Islami.
The New York Times mengungkap Pangeran Bader bin Abdullah bin Mohammed bin Farhan Al-Saud adalah pembeli misterius lukisan ‘Salvator Mundi’ yang diyakini karya Leonardo da Vinci. Lukisan itu terjual seharga US$450.3 juta atau sekitar Rp 6 triliun dalam pelelangan bulan lalu.
Hal ini makin jadi pembicaraan karena pembelian itu dilakukan pada saat sejumlah elit Saudi, termasuk beberapa pangeran dituduh melakukan korupsi dan memperkaya diri sendiri, melansir Liputan6. Kebetulan lagi, Pangeran Bader adalah orang dekat Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang memimpin pemberantasan korupsi tersebut.
Melansir Detik dari berbagai sumber, Pangeran Bader menolak atas pemberitaan yang diterbitkan oleh The New York Times terkait pengungkapan pembeli misterius tersebut. Memang tak menyangkal pembelian, namun ia menolak hubungan antara karya seni legendaris dengan intrik kerajaan Arab Saudi.
Baca juga: Nawaf bin Saad Jadi Pangeran Keempat Arab Saudi yang Meninggal di Tahun Ini
"Laporan The New York Times dianggap tidak tepat dan saya terkejut dengan beberapa tuduhan dalam cerita tersebut," ujar Pangeran Bader.Bahkan Pangeran Bader menuduh The New York Times kerap menentang apa pun kebijakan yang dilakukan Arab Saudi dan sering mengungkap rumor aneh. Memang belum bisa dipastikan benarkah Pangeran Saudi ini pembelinya.
Karena pada Rabu, (6/12), akun resmi Twitter Louvre Abu Dhabi mengejutkan netizen dengan mengatakan lukisan tersebut sedang menuju museum tersebut. "Salvator Mundi sedang menuju Abu Dhabi #LouvreAbuDhabi," kicau Louvre Abu Dhabi.
Lukisan 'Salvator Mundi' itu sendiri merupakan karya Leonardo da Vinci yang menggambarkan Kristus, disebut sebagai yang termahal di dunia. Pangeran Bader sempat membuat penasaran karena hanya muncul sehari sebelum pelelangan dan memberi uang syarat ikut lelang sebesar US$100 juta.
(rei)