Sistem BlackBerry 10 yang baru saja diluncurkan banyak memberikan komentar dari para pengamat atau analis dibidang teknologi informatika. Namun dari banyaknya pendapat yang beredar, tetapi yang paling banyak merupakan sentiment negatif.
Sebenarnya komentar miring telah diungkapkan jauh sebelum BlackBerry 10 muncul. Beberapa pengamat pun memprediksi BlackBerry 10 tidak akan menolong BlackBerry dari keterpurukan. Disebutkan, tampilan antarmuka, penundaan waktu peluncuran, dan minimnya jumlah aplikasi bakal menjadi penyumbang kegagalan BlackBerry 10 diterima pasar.
Dilansir dari kompas, seorang analis bernama James Faucette dari lembaga riset Pacific Crest memprediksi, BlackBerry 10 akan mati sebelum kedatangannya atau dead on arrival (DOA). Atas berbagai keraguan dan komentar miring tersebut, CEO BlackBerry Thorsten Heins menegaskan, BlackBerry sama sekali tidak usang atau sebuah perusahaan yang hampir mati.
Baca juga: Ponsel Kalah Saing, Blackberry Rintis Teknologi Mobil Pintar Bareng Amazon
“Masih ada ruang di pasar untuk BlackBerry. Saya ragu apakah kami akan mencapai hal yang sama dengan, katakanlah, pindah ke Android atau Windows Phone 8,” ungkap Heins kepada wartawan yang menghadiri BlackBerry Media Summit di Waterloo, Kanada,Tak hanya itu, ia juga mengatakan BlackBerry bukan hanya sekedar membangun sistem operasi baru, tapi juga melakukan perombakan besar. Selain menggantikan pucuk pimpinan, BlackBerry juga telah merumahkan sekitar 5.000 karyawan.
“Setahun yang lalu, saya merasa alam semesta sedang kacau balau. Sekarang, pada Januari, semua bintang tampak cerah,” ungkap Heins.