DREAMERS.ID - Gelombang panas luar biasa pernah terjadi di Iran, Mesir hingga Korea Selatan. Fenomena alam ini membuat warga bisa memasak di luar ruangan tanpa api, hingga banyak korban tewas karena sengatan panasnya.
Namun tahun ini, fenomena serupa terjadi di tanah Eropa yang terkenal jarang memiliki suhu panas. Melansir Kompas, gelombang panas terparah selama lebih dari satu dekade terakhir melanda benua tersebut dengan duhu mencapat 44 derajat celsius.
Gelombang tersebut dinamakan ‘Lucifer’ dan menyerang Italia serta kawasan Balkan yang jadi daerah terkena dampak paling parah. Di Roma, suhu tertinggi mencapai 43 derajat celsius sedangkan warga Sisilia mengalami panas 42 derajat celsius.
Baca juga: Gelombang Panas Korea Selatan Catat Angka Tertinggi Sepanjang Sejarah Sebabkan Kematian Warganya
Hingga berita ini ditulis, seorang warga Romania dan satu lagi dari Polandia dinyatakan tewas akibat gelombang ‘Lucifer’. Sejumlah orang juga dikabarkan dirawat di rumah sakit. Kebakaran juga terjadi di Aldania sementara tentara bersama petugas pemadam kebakaran bekerja sama menindak api lebih lanjut.Dari foto-foto yang beredar di NY Times, seekor harimau Sumatera di Kebun Binatang Roma pun rela menyantap bongkahan-bongkahan es batu untuk mendinginkan dirinya. Tak ketinggalan beruang kutub di Kebun Binatang Budapest juga enggan beranjak dari gunung es buatan.
Karena itu, warga hingga wisatawan dihimbau untuk tetap berada di rumah atau dalam ruangan dengan banyak meminum air. Mereka juga disarankan mendinginkan tubuh di pancuran publik dan menggunakan payung saat berjalan di luar.
Menurut kajian terbaru dari jurnal ilmiah ‘The Lancet Planetary Helath’, cuaca ekstrim seperti ini berpotensi membunuh 152 ribu orang setiap tahunnya hingga tahun 2100 mendatang jika perubahan iklim dihalau.
(rei)