DREAMERS.ID - Arkeolog dan sejarawan sebenarnya adalah pekerjaan yang menyenangkan, karena mereka memiliki ‘tanggungjawab’ mengungkapkan misteri di dunia yang bisa saja belum ada jawabannya hingga kini. Mereka sering bekerjasama menggali dan menjelaskan beberapa penemuan penting.
Salah satu misteri yang hingga kini masih ditelusuri adalah potongan jari raksasa yang belum lama diemukan di Amman, Yordania, lansir Tribunnews. Meski hanya tersisa 3 jari tangan super besar, pahatan ini terlihat begitu detail.
Selain potongan jari, terdapat pula sepotong siku hingga banyak orang menyebut fragmen tersebut sebagai ‘Tangan Hercules’. Wajar, karena selain ukurannya yang besar, pahatan ini dipercaya menjadi bagian karya marmer kolosal yang dipasang untuk menghormati Hercules.
Para ilmuwan percaya tangan Hercules itu dibangun pada masa pemerintahan Marcus Aurelius. Sayangnya teori ini masih sebatas spekulasi dan belum terbukti. Menggunakan informasi yang tersisa dari struktur tersebut, peneliti terus mencari petunjuk lokasi kuil ini.
Baca juga: Lagi, Arkeolog Kembali Temukan Sisa Kehidupan Manusia Purba
Karena beberapa orang berpikir tugu Hercules ini dibangun di atas kuil tua. Pasalnya, ada lapisan batu aneh terbengkalai di tempat yang seharusnya menjadi tempat suci. Ada pula teori makam kuno yang percaya jika batu suci ini ada sejak abad 9 SM.Terlebih, ketika sisa-sisa patung ini ditemukan, terdapat koin-koin bergambar Hercules di sekelilingnya. Jika dilihat dari ukuran tiga jari dan siku yang ditemukan, patung Hercules ini akan setinggi 13 meter jika dirangkai kembali.
Jika ditemukan seluruh rangkaian atau ada rencana merealisasikan bangunan penuh misteri ini, Patung Hercules tersebut akan jadi patung marmer terbesar yang pernah dipahat sepanjang sejarah peradaban manusia.
Hercules sendiri adalah sosok dari bangsa Yunani yang merupakan anak dari Dewa Zeus dan wanita manusia bernama Alcmene. Titel ‘Manusia Setengah Dewanya’ membuat ia terkenal akan kekuatan super. Yang paling terkenal, ia mampu mengalahkan singa legendaris Nemean dan memakai kulitnya sebagai baju.
(rei/image: Tribunnews)