DREAMERS.ID - Tsunami Aceh tahun 2004 menjadi salah satu bencana alam terburuk yang pernah dialami Indonesia. Bencana tersebut terjadi karena gempa besar sebelumnya. Gempa memang bisa dipelajari dan diprediksi, meski tidak bisa diketahui kapan waktu pastinya akan terjadi.
Kurang lebih seperti itu hal yang diungkapkan oleh peneliti sekaligus pakar geologi dari Brigham Young University, Profesor Ron Harris. Ia mengatakan jika gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh berpotensi berulang di Selatan Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Melansir Antara via Suara, Harris mengungkapkan timnya mendapatkan pola endapan tsunami purba berupa pasir di dalam tanah yang terbawa saat terjadi gelombang. Temuan itu berupa dua garis endapan pasir. Pola endapan ini berfungsi untuk mengetahui terjadinya tsunami di masa lalu dan memprediksi pengulangan tsunami di masa mendatang.
Pola endapan tersebut memiliki hasil yang sama di lokasi-lokasi penelitian, yakni Pelabuhan Ratu Jawa Barat, Pangandaran Jawa Barat, Pacitan Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sumba Nusa Tenggara Barat, Timor dan Waingapu Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Geger Puluhan Jasad Korban Tsunami Aceh 14 Tahun Lalu Ditemukan Warga
Selama ini, masyarakat Indonesia hidup di masa tanpa gempa dan tsunami¸atau bisa disebut ‘fase tidur’. Namun akan ada saatnya ‘fase bangun’ bermunculan dengan gempa-gempa. Masa tanpa aktivitas itu terjadi karena rumbukan dua lempeng tektonik, yakni Indo-Australia dan Eurasia, sedang saling mengunci.Ilustrasinya, salah satu lempeng mendorong lempeng lainnya menjadi melengkung hingga bisa mendorong balik dan terjadi gempa tektonik yang menyebabkan tsunami. Berdasarkan kalkulasi, pergeseran lempeng itu berpotensi menimbulkan gempa dengan kekuatan di atas 9 Skala Richter.
"Potensi itu cukup membuat gempa berkekuatan 9,1 skala richter, atau mungkin 9,2, atau bahkan 9,5," kata Harris. "Gempa di Indonesia itu unik, karena pusat gempanya sangat dekat dengan daratan,"
Gempa besar tersebut bisa terjadi sewaktu-waktu dan tidak bisa diperediksi kapan dan di mana letak pusat gempanya. Namun, lokasi-lokasi yang berada dalam wilayah bahaya ialah Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Pacitan, Banyuwangi, Madura, Denpasar dan Nusa Dua Bali, Lombok dan Sumba NTB, Waingapu dan pesisir selatan pulau Timor NTT.
(rei)