DREAMERS.ID - Indonesia disebut darurat narkoba, karena tak hanya masyarakat dan publik figur yang menjadi pemakai atau pengedar. Namun penegak hukum pun turut andil dalam pengedarannya, tak terkecuali pihak kepolisian. Hal ini pun membuat Kapolri Tito Karnavian geram.
Sudah mendapat ‘izin’ dari Presiden Jokowi yang pernah menyatakan hal yang sama soal tindak tegas pelaku narkoba di tempat, Kapolri Tito menyatakan tak segan menembak oknum polisi yang disebutnya berkhianat itu.
"Kalau ada yang melakukan pelanggaran, nanti kita lihat dulu level pelanggarannya. Kalau dia pemakai, pasti kita berikan (sanksi sesuai) kode etik. Kalau enggak ada barang bukti, maka dia direhab. Kalau ada barang bukti, kita proses hukum,” kata Tito melansir Berita Satu, Rabu (26/7). "Pengkhianat harus dipecat dan bila perlu tembak mati,"
Baca juga: Indonesia Akan Berlakukan Mikro Lockdown Untuk Tangkal Omicron, Apa Artinya?
Tito juga mengingatkan jika pernyataannya bukanlah gertak sambal belaka. Buktinya, tahun lalu di Medan, ada oknum polisi yang memberi ‘bekingan’ dan ikut mengamankan bandar narkoba dari aceh. Ia pun terpaksa ditembak mati.Ada pula oknum polisi yang ditembak mati adalah Hen yang tertangkap di Bengkalis, Provinsi Riau, Juni lalu. Hen saat itu tertangkap membawa tujuh kilogram sabu-sabu dan 4.000 butir ekstasi jenis happy five.
"Pengedarnya, meninggal, (oknum) polisinya pun ditembak, meninggal. Polisi yang menembak, saya pasti beri penghargaan. (Kalau ada oknum polisi), kita akan proses hukum. Kalau ngelawan waktu ditangkap, saya perintahkan pada anggota, anggota polisi yang menjadi pengedar bandar narkoba, ngelawan, tembak saja,” tegasnya.
(rei)