DREAMERS.ID - Ketegangan kembali terjadi antara Israel dan Palestina setelah ditembaknya Imam Besar Masjid Al Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri yang dilanjut dengan bentrokan dan penutupan akses ke masjid. Ditambah lagi penyerangan para pemuda Palestina terhadap polisi Israel.
Penyerangan itu diklaim sebagai aksi penyelundupan senjata ke kompleks Masjid Al Aqsa sebelum melancarkan serangan. Karena itu, Israel menutup Al Aqsa dan memasang kamera serta pendeteksi logam yang memicu kemarahan warga Muslim Palestina.
Kini, ada fakta baru yang diungkapkan oleh Wakil organisasi Gerakan Islam di Israel Sheikh Kamal Khatib dalam wawancara dengan stasiun televisi Aljazeera pekan lalu. Khatib mengatakan jika Israel menggunakan cairan kimia yang disuntikan ke dinding Masjid Al Aqsa untuk membuatnya roboh.
Tak main-main, penyuntikkan itu telah dilakukan sejak 22 tahun lalu. Cairan itu, melansir Merdeka, membuat korosi dinding masjid dan tidak berefek instan alias berlangsung dalam jangka panjang. Hal itu sabar dilakukan agar nantinya Israel bisa berdalih runtuhnya masjid karena rapuh dimakan usia.
Baca juga: Semakin Vokal Bela Palestina, eaJ Park Balas 'Ancaman' Donald Trump
"Dua puluh dua tahun lalu, kami sudah bilang, Al-Aqsa dalam bahaya. Pada waktu itu kami mengatakan, Israel memakai cairan kimia yang punya dampak jangka panjang. Cairan ini bisa mengikis bebatuan dan pilar tapi dampaknya tidak langsung kelihatan, pada akhirnya mereka (Israel) akan bilang Al-Aqsa memang sudah retak," kata Khatib."Sekarang sudah terjadi. Di beberapa tempat sudah ada lubang. Memang rencana Israel begitu supaya mereka bisa bilang itu karena proses alami," kata dia lagi.
Khatib juga menjawab kemungkinan Israel melakukan cara itu lagi setelah belakangan mereka menutup Masjid Al Aqsa karena insiden penembakan 14 Juli.
"Ya, ya, saya khawatir begitu. Saya hampir yakin tujuan Israel menutup masjid bukan hanya untuk mencari senjata yang kata mereka disembunyikan di sana. Mereka tahu sebenarnya tidak ada senjata di dalam Masjid Al-Aqsa,” lanjut Khatib.
(rei)