Dreamland
>
Berita
>
Article

Kisah Harmonisnya Keluarga 'Bhinneka Tunggal Ika' Asal Bantul

13 Juni 2017 10:00 | 1728 hits

DREAMERS.ID -Konsep Bhinneka Tunggal Ika diusung sebagai landasan bangsa Indonesia yang mepersatukan berbagai suku, agama dan ras yang menggabungkan diri dan memiliki cita-cita yang sama. Hal tersebut nampaknya tercermin dari sebuah keluarga asal Dusun Mandingan, Desa Ringinharjo, Kabupaten Bantul, DIY.​

Keluarga yang beranggotakan empat orang tersebut memiliki keyakinan yang beragam. Dalam keluarga itu, setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih keyakinan mereka sendiri. Bahkan tiap anggota keluarga tak pernah memaksakan keyakinannya kepada anggota keluarganya yang lain.​

Menurut Sumulyo Halim (22) anak pertama dari pasangan Djoni Efendi Halim (64) dan Vivi (50) mengungkapkan kalau sejak kecil keluarganya punya keyakinan yang berbeda-beda.​

Diceritakan Halim, awalnya Djoni dan Vivi menganut agama Budha hingga mereka menikah. Namun pada suatu saat sang ayah melakukan perjalanan ke Jawa Barat, saat pulang ia pun memutuskan untuk berpindah keyakinan menjadi Islam.​ Pilihan Djoni lantas didukung oleh sang istri,

"Jadi serumah saya ada empat orang dan berbeda keyakinan. Ayah Islam. Ibu Budha. Saya Kristen Karismatik dan adik saya Kristen Jawa," ujar Halim saat ditemui di Bantul, Sabtu (10/6) lalu mengutip Merdeka.​

Ia lantas menambahkan, kalau dalam keluarganya menganut prinsip bahwa agama atau keyakinan bukan didasari oleh keturunan. Keyakinan merupakan sesuatu yang holistik dan merupakan pengalaman spiritual yang didapatkan berdasarkan pengalaman masing-masing.​

"Meski berbeda keyakinan, tetapi di keluarga kita saling mendukung dan menguatkan. Misalnya saat bulan Ramadan seperti ini, ayah saya menjalankan ibadah puasa, ibu saya pun tetap menyiapkan hidangan sahur dan buka puasa. Bahkan juga membangunkan ayah saat sahur," jelas Halim.​

Lebih lanjut, Halim menuturkan saat dirinya merayakan Natal, maka kedua orang tuanya akan mengucapkan selamat Natal dan menyiapkan hidangan. Begitu pula saat sang ayah merayakan Idul Fitri, seluruh anggota keluarga juga merayakannya.​

"Kami juga saling mengingatkan saat keluarga yang lainnya waktunya beribadah. Misal waktunya ayah shalat, kami sering mengingatkan. Atau kalau hari Minggu, waktunya saya ke gereja, orang rumah juga mengingatkan agar berangkat ke gereja. Kalau ibu sedang sembayangan di vihara, saya juga kerap mengingatkan dan juga mengantar ibu beribadah. Dulu waktu kecil saya juga sering diantar ke gereja oleh ayah dan ibu," jelasnya.​

Ia juga menceritakan kalau di rumahnya memiliki berbagai kitab dan alat beribadah masing-masing. Ia dan saudara laki-lakinya memiliki Alkitab, ayahnya memiliki Al-Qur’an sementara ibu memiliki kitab Parrita.​

"Keberagaman di keluarga kami tak pernah membuat perpecahan. Setiap ada masalah, tak pernah salah satu dari anggota keluarga memaksakan keyakinannya dalam mencari solusi. Semuanya dibahas bersama tanpa ada yang merasa paling benar," tutup Halim.​

(dits)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio