DREAMERS.ID - Berita meninggalnya Julia Perez seperti mengingatkan kaum perempuan betapa mengerikannya kanker serviks. Ya, wanita yang akrab disapa Jupe itu meninggal setelah melawan kanker serviks stadium 4 yang sudah diteritanya sejak 2014.
Kanker serviks sendiri merupakanjenis kanker yang menyerang leher rahim dan hampir semua kasus disebabkan oleh Human Papillomavirus atau HPV. Pada umumnya, HPV ditularkan melalui hubungan seksual. Namun tak cuma perilaku seksual, kanker serviks juga bisa disebabkan oleh faktor genetik dan juga gaya hidup yang tidak sehat.
Dilansir dari laman CNN Indonesia, berikut hal-hal yang harus diketahui perempuan tentang kanker serviks.
1. Kanker serviks tak sama dengan sel serviks abnormal
Kanker serviks terjadi karena adanya mutasi sel dari normal menjadi abnormal. Namun perlu diketahui bahwa tak semua sel kanker abnormal pada serviks berarti kanker. Sel-sel abnormal ini seringkali disebabkan juga oleh HPV. Memang bisa berpotensi berbahaya dan menjadi kanker serviks, namun semuanya tergantung pada tipe HPV yang menyerang.
Untuk mengetahui tipe HPV yang menyerang dan juga potensi perubahannya menjadi sel kanker, lakukanlah tes pap smear. Tes ini disarankan untuk dilakukan pada usia 21 tahun.
2. Lebih berisiko pada perempuan usia di bawah 50 tahun
Mayoritas perempuan yang didiagnosis dengan kanker serviks berusia di bawah 50 tahun. Sedangkan 20 persen kanker serviks ditemukan pada perempuan yang berusia lebih dari 65 tahun.
3. Kanker serviks bisa berpindah
Baca juga: Kata Pakar Soal Bahasa Tubuh Kate Middleton Di Video Pengumuman Kankernya
Sel kanker serviks tak hanya berdiam pada satu tempat. Sel kanker ini bisa menyebar melalui limfa atau aliran darah menuju ke paru-paru, liver, dan tulang.4. Kanker serviks tahap awal biasanya tak punya gejala khusus
Seorang perempuan bisa mengidap kanker serviks tanpa diketahuinya. Dan seringkali saat kanker mulai berkembang, gejala yang serius seringkali tak terlalu terlihat. Hal inilah yang membuat perempuan seringkali tak waspada dengan kanker serviks.
Beberapa gejala yang harus diwaspadai antara lain adalah, pendarahan yang terjadi di antara jadwal menstruasi, pendarahan setelah hubungan seksual, periode menstruasi yang terlalu lama dan banyak.
5. Kita tak pernah terlalu tua untuk mendapat vaksin HPV
Rata-rata perempuan Indonesia dianjurkan untuk mendapat vaksin HPV pada usia sekolah. Namun usia yang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin ini berbeda-beda di tiap negara. FDA di Amerika menyarankan usia wajib vaksin (untuk laki-laki dan perempuan) berkisar usia 9-26 tahun. Namun ini tak berarti ada batasan usia yang terlalu tua untuk mendapatkan vaksin tersebut, khususnya pada perempuan dengan usia aktif seksual.
6. Jadwal menstruasi yang tak konsten bisa jadi penanda
Periode menstruasi memang seringkali tak teratur. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk gaya hidup, tingkat stres, sampai gejala awal kanker serviks. Waspada jika periode menstruasi terlalu lama dan dalam jumlah yang terlalu banyak.
7. Perilaku non-seksual juga bisa meningkatkan risiko kanker serviks
Seseorang bisa saja menjadi carrier HPV (memiliki HPV dalam tubuhnya, namun belum berkembang menjadi sel kanker). Jika kamu carrier HPV, merokok atau gaya hidup yang buruk akan meningkatkan risiko kanker serviks sampai tiga kali lipat. Para ahli mengungkapkan bahwa merokok bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga virus lebih mudah menginfeksi.
(fzh)