DREAMERS.ID - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menegaskan ke depannya pemilihan rektor Perguruan Tinggi akan dilakukan sendiri oleh Presiden Joko Widodo. Alasannya adalah, untuk menangkal paham radikal masuk ke dunia pendidikan.
Tjahjo menuturkan, nantinya mekanisme pemilihan dan pelantikan rektor perguruan tinggi seperti mekanisme yang digunakan dalam pelantikan gubernur. Maka dengan keputusan akhir di tangan Presiden dalam pemilihan rektor, diharapkan ke depannya setiap elemen bangsa bisa bersama-sama dan saling bahu membahu mewujudkan nawacita pembangunan.
"Saya kira putusan terakhirnya harus dari bapak Presiden. Pertimbangannya supaya utuh saja. Nanti ada forum konsultasi antara Menristek Dikti dan Presiden yang untuk memutuskan nama siapa jadi rektor," kata Tjahjo usai memimpin upacara peringatan Hari Pancasila di kantornya, Jakarta, mengutip Liputan6.
Baca juga: Simak, 4 Pernyataan Penting Pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Umum PBB ke-76
Tjahjo mengakui usulan Presiden dilibatkan langsung dalam pelantikan dan pemilihan rektor perguruan tinggi lantaran pemerintah melihat ada gerakan-gerakan yang dinilai sudah tidak sejalan dengan nilai Pancasila dan salah satunya berasal atau lahir dari perguruan tinggi.Tjahjo juga menyebut ada satu kasus dimana seorang calon rektor diketahui merupakan pendukung dan penganut paham ISIS, seperti yang dilansir dai Tribunnews. Hal tersebut baru diketahui saat calon rektor tersebut hendak dilantik.
"Ada seorang dekan yang sudah mau jadi pimpinan Perguruan Tinggi pada saat mau pelantikan baru ketauan bahwa dia adalah penganut ISIS. Itu yang disampaikan oleh Menristekdikti pada saat itu," kata Tjahjo. Namun saat ditanya nama dan perguruan tinggi mana calon rektor tersebut hendak menjabat, Tjahjo enggan menyebutkannya.
(tys/liputan6/tribunnews)