DREAMERS.ID - Siapa dalang di balik serangan Ransomware WannaCry yang telah menggebohkan dunia sejak akhir pekan lalu masih menjadi misteri. Yang jelas, kelompok peretas atau hacker berhasil mencuri celah kemanan ini dari badan kemanan nasional Amerika Serikat atau National Security Agency (NSA).
Namun kini periset keamanan IT melaporkan munculnya indikasi kemungkinan keterlibatan Korea Utara dalam serangan siber global tersebut. Peneliti Google, Neel Mehta, memasang kode komputer yang menunjukan kesamaan antara ransomware WannaCry dan upaya peretasan meluas yang selama ini melibatkan Pyongyang.
Peneliti dari perusahaan keamanan Kaspersky Lab mengatakan kode komputer tersebut merupakan petunjuk yang penting untuk mengusut pelaku penyebar malware ini. “Untuk saat ini, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meneliti WannaCry versi yang lebih lama,” kata salah satu peneliti di Kapersky, Selasa (16/5).
Baca juga: Terungkap! Ini Dia Sosok Programmer Korea Utara Dalang Virus WannaCry yang Sempat Viral
Menurut perusahaan berbasis di Rusia itu, kemiripan kode merujuk pada sekelompok hacker yang sering dikenal dengan kode nama Lazarus, yang diyakini bertanggung jawab atas peretasan perusahaan Sony Pictures pada 2014 silam dan peretasan bank sentral Bangladesh dan sejumlah negara lainnya.Symantec juga menemukan hubungan serupa, menurut sebuah laporan dalam Cyberscoop, meskipun perusahaan itu mengatakan sulit memecahkan arti kode bersama tersebut. "Meskipun kaitan itu ada, namun sejauh ini masih lemah. Kami terus menyelidiki untuk menemukan kaitan yang kuat," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Pada level tertentu, sulit mengetahui apa yang harus diperbuat untuk temuan ini. WannaCry berperilaku seperti penjahat standar, dan sebelum temuan terbaru ini, tidak ada alasan untuk mencurigai sebuah negara berada di belakangnya.
Bahkan jika semua asumsi Kaspersky benar adanya, bisa jadi hasil itu dari pelanggaran data internal, bukan operasi pemerintah. Namun, ini adalah petunjuk yang menarik tentang asal-usul salah satu virus paling merusak yang pernah ada dalam sejarah internet.
(fzh/cnn/antara)