DREAMERS.ID - Perusahaan keamanan dunia maya mendeteksi sedikitnya ada 75 ribu serangan cyber terjadi di 99 negara berbeda. Selain Inggris, negara-negara yang terdampak antara lain Amerika Serikat, China, Rusia, Spanyol, Italia, Taiwan dan masih banyak lagi.
Seperti dilansir Detik dari BBC, Sabtu (13/05) serangan cyber ini menggunakan teknik bernama ransomware, jenis virus malware (malicious software) yang berkembang paling cepat. Data dalam komputer di ribuan lokasi yang terkena ransomware, terkunci oleh program yang meminta pemilik untuk membayar US$ 300 dalam bentuk mata uang virtual Bitcoin, jika 'kunci' itu ingin dibuka.
Secara terpisah, peneliti dari perusahaan keamanan siber Karpersky, Costin Raiu juga menyebutkan ada 45 ribu serangan cyber di 74 negara. Serangan cyber ini memanfaatkan celah dalam bocoran dokumen yang didapat dari Badan Keamanan Nasional AS atau NSA.
Sejumlah perusahaan keamanan dunia maya menyebut, serangan siber ini diyakini menggunakan 'tools' yang dikembangkan oleh NSA. Pada April lalu, kelompok peretas bernama The Shadow Brokers mengklaim telah mencuri 'tools' NSA itu dan merilisnya secara online.
'Tools' itu dibuat tersedia secara bebas di internet dengan password yang dipublikasi oleh kelompok peretas itu. Namun pelaku di balik serangan siber global ini belum diketahui pasti. Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris dan Badan Kriminal Nasional negara itu tengah menganalisis insiden ini.
Tim cepat tanggap komputer pada Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) menyadari terjadinya infeksi ransomware di beberapa negara secara serentak. Forcepoint Security Labs, kontraktor pertahanan AS khusus menangani keamanan cyber, menyatakan serangan ini memiliki 'skala global' dan mempengaruhi jaringan di Australia, Belgia, Prancis, Jerman, Italia dan Meksiko.
(tys/bbc/detik)