DREAMERS.ID - Insiden peretasan yang menimpa situs resmi Telkomsel pada Jumat (28/4) kemarin ramai diperbincangkan netizen di media sosial Twitter, hingga bertahan seharian di puncak trending topic Indonesia.
Momen ini juga sepertinya dimanfaatkan oleh para pesaing dengan sindiran-sindiran halus. Akun Twitter Indosat Ooredoo dengan username @IM3OoredooJBTK menulis cuitan berbunyi, “Ada keramaian apa pagi ini? Bayar kuota internet mahal? IM3 Ooredoo sih ngasih banyak kuota ga pake mahal. Terbukti!”
Namun bukannya mendapat dukungan, kebanyakan netizen justru tidak setuju dengan tweet tersebut. Mereka mengatakan jika layanan Indosat Ooredoo juga nyatanya kerap lemot dan bermasalah. Alhasil, hashtag #IndosatLemot juga menjadi trending topic.
Tak hanya balik disindir netizen, subdomain website Arena Indosat Ooredoo dengan alamat arena.indosatooredoo.com juga diisengi hacker. “Ngerasain kan gimana kena hack? Tetap ganteng aja min, gak usah saling sindir. Sesama provider saling support ae, tanpa kalian kita bisa apa?," tulis si hacker.
Sebenarnya tak hanya Indosat Ooredoo yang ‘nyinyir’, provider lainnya yakni XL Axiata juga menulis tweet serupa. “Untuk user operator tarif mahal, sabar ini ujian. Dari XL dengan tarif bersahabat, YouTube tanpa kuota tiap saat,” tulis akun @myXL.
Baca juga: Pesona Xu Kai Antarkan Value Lebih Untuk Bundling Telkomsel dan WeTV!
Namun belakangan, cuitan XL itu pun dihapus menyusul Indosat yang lebih dulu coba menghilangkan barang bukti. Sayangnya, screenshot dari cuitan kedua operator ini telah menyebar luas di media sosial, dan sampai juga ke telinga Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).I Ketut Prihadi, Anggota Komite Regulasi BRTI, menilai Indosat dan XL tak seharusnya berbuat demikian. Apalagi di tengah upaya BRTI bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membangun suasana kondusif di tengah panasnya kompetisi di industri telekomunikasi.
"Secara etika, apa yang dialami Telkomsel sebaiknya tidak dimanfaatkan untuk marketing produk operator lain. Secara regulasi telekomunikasi memang tidak ada yang dilanggar, tapi dari sisi etika beriklan, ada Etika Pariwara Indonesia yang wajib dipedomani," ujarnya.
“Kalau hal yang sama terjadi pada operator lain, di-hack juga, pasti mereka juga tidak ingin hal tersebut dimanfaatkan oleh operator lain untuk promosi yang mendiskreditkan operator yang sedang tertimpa masalah,” lanjutnya.
Ketut menegaskan BRTI akan ‘menyemprot’ Indosat Ooredoo dan operator lain untuk memperhatikan Etika Pariwara dalam teguran tertulis. "Dengan surat tertulis ke semua operator, hal ini merupakan langkah formal yang cukup keras agar semua operator bisa tetap menjaga etika. Surat akan ditujukan langsung kepada dirut masing-masing," pungkasnya.
(fzh/Detik/Liputan6)