DREAMERS.ID - Pengguna Snapchat di negara India nampaknya geram dengan pernyataan CEO Snap. Inc Evan Spiegel beberapa tahun lalu yang baru terungkap baru-baru ini. Pasalnya sang CEO diduga pernah berkomentar jika India adalah negara yang miskin.
Dilansir dari Liputan6, pernyataan kontroversial Evan Spiegel tersebut terungkap dalam sebuah gugatan hukum dari mantan karyawan Snapchat. "Aplikasi ini hanya ditujukan untuk orang kaya. Saya tak ingin mengembangkannya untuk negara miskin seperti India dan Spanyol," ujar Spiegel pada tahun 2015 lalu dalam sebuah diskusi tentang pertumbuhan Snapchat.
Baca juga: Snapchat Luncurkan Fitur Baru Mirip Tiktok, Kreator Dibayar Rp 14 M Sehari
Sebagai informasi, gugatan yang dilayangkan mantan karyawan bernama Anthony Pompliano ini merupakan reaksi dari keputusan perusahaan yang memecatnya. Melalui gugatan itu disebut pula Snapchat terlalu banyak menyimpan data pengguna dan sejumlah eksekutif perusahaan tak benar-benar mengetahui informasi penting.Terungkapnya informasi tersebut membuat linimasa media sosial ramai dengan hashtag #BoycottSnapchat dan #UninstallSnapchat. Dan tak hanya itu, banyak juga pengguna yang memberikan rating buruk pada aplikasi Snapchat di Google Play Store dan App Store.
Menanggapi kontroversi ini, juru bicara Snapchat telah membantahnya melalui keterangan resmi. Perusahaan yang baru saja go public pada bulan lalu menyebut aplikasi Snapchat ditujukan untuk semua orang dan tersedia di seluruh dunia untuk diunduh secara gratis.
(fzh)