DREAMERS.ID - Amerika menggunakan bom nuklirk terbesar di dunia ke arah markas militan ISIS di Afghanistan. Bom berkekuatan super besar itu menewaskan 36 militan dan disebut sebagai ‘Mother of All Bombs’ atau ‘Induk dari Segala Bom’.
Bom jenis GBU-43/B seberat 9.797 kg itu memiliki 11 ton peledak, dan dijatukan dari pesawat MC-130 di distrik Achin, Provinsi Nangarhar, dekat dengan perbatasan Afghanistan pada Kamis malam waktu setempat.
Sementara Presiden Donald Trump mengklaim misi itu “Sangat, sangat sukses”, pihak Kepresidenan Afghanistan mengatakan jika langkah-langkah untuk mencegah korban sipi sudah dilakukan sebelumnya.
Baca juga: Dukung Israel Sampai Deportasi, Apa yang Mungkin Terjadi Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden AS?
“GBU 43/B merupakan bom non-nuklir terbesar yang pernah digunakan dalam pertempuran,” kata juru bicara Angkatan Udara AS Kolonel Pat Ryder.Gubernur distrik Achin, Esmail Shinwari, melansir CNN mengatakan bom itu mendarat di area Momand Dara, Achin. “Ledakan itu adalah yang terbesar yang pernah saya saksikan. Api menjulang di wilayah itu,” kata Shinwari. “Kami tidak tahi soal korban sejauh ini, namun karena wialay itu merupakan basis Daesh (ISIS), kami rasa banyak militannya yang tewas.”
GBU-43 sendiri diklaim sebagai bom non-nuklir terbesar did unia yang baru pertama kali digunakan dalam pertempuran pada Kamis lalu. Mengutip Liputan6, bom ini pertama dikembangkan dengan tujuan menghancurkan Saddam Husein.
(rei)