DREAMERS.ID - Banyak yang mengatakan bahwa debat terakhir Pilkada DKI Jakarta yang digelar tadi malam (12/03) sebenarnya bisa berjalan lebih panas. Namun sebenarnya performa kedua calon pemimpin Jakarta ini saling bergantian mendominasi.
Dilansir dari laman Detik, Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun memaparkan hasil analisanya. Menurutnya, Ahok terlihat lebih kuat dan agresif di babak akhir debat, “Ahok, misalnya tidak ragu menggunakan pilihan kata, seperti ‘membohongi’, ‘anda hanya berwacana’, dan lain-lain”.
Sementara pendampingnya, Djarot Saiful Hidayat cenderung memilih kalimat-kalimat yang bersifat klarifikasi dan justifikasi, prestasi, klaim keberhasilan dan kerja di awal debat. Ia juga mengurangi imej keras dan kurang bersahabat dengan gaya dan pilihan yang lebih lembut.
Baca juga: Punya Keunggulan Masing-masing, Ini Kata Pakar Soal Adu Program Hunian Ahok dan Anies Saat Debat
Kemudian, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno juga tak kalah agresif. Mereka kompak menyerang pasangan petahanan dengan data-data yang telah dikumpulkan selama kampanye di lapangan tentang keluhan-keluhan warga yang merasa tidak diuntungkan dengan kebijakan Ahok.“Sementara Anies-Sandi tampak lebih halus di awal-awal, mengklaim bukti kerja dengan contoh-contoh (usaha, red) mikro . Menyerang kebijakan petahana dengan menjadikan person yang ditemui di sepanjang kampanye sebagai referensi,” lanjutnya.
Rico Marbun menambahkan bahwa di ronde awal pasangan no. 3 Anies-Sandi lebih memimpin, tetapi kemudian di akhir giliran Ahok-Djarot yang lebih kuat.
(mth/Detik)