DREAMERS.ID - Senin malam waktu setempat, stasiun kereta bawah tanah di St. Petersburg, Rusia meledak. Ledakan tersebut diduga adalah sebuah bom yang menggegerkan kereta yang awalnya diduga adalah aksi terorisme.
Meski sempat diragukan, Perdana Menteri Rusia Dimitriy Medvedev mengatakan jika ledakan tersebut adalah serangan teroris. Data terakhir melansir Kompas menyebutkan, jumlah korban tewas ada 11 orang sedangkan puluhan lainnya luka-luka.
Dari foto-foto yang beredar, pintu-pintu kereta terlihat rusak dan barang penumpang berceceran yang diduga menjadi lokasi jasad korban ledakan. Dikutip dari Foxnews, pelaku berjumlah satu orang dipercaya menanam 2 bom di mana salah satunya meledak.
Baca juga: Ternyata Satu Telepon Dari Xi Jinping Bisa Akhiri Perang Rusia-Ukraina?
Alat peledak itu ditanam di dalam kereta yang meledak, sementara satunya lagi ditanam di dekat stasiun yang sudah dijinakkan. Berat bom kedua yang dijinakkan ditaksir mencapai berat 10 kilogram. Presiden Rusia Vladimir Putin pun menegaskan kasus ini akan terungkap seiring berjalannya penyelidikan."Penyelidikan akan mengungkap semuanya, termasuk apakah karena kecelakaan atau tindak kriminal di samping aksi terorisme, dan tentu semua keterangan selalu diteliti," ungkap Putin.
Dari informasi yang dihimpun BeritaSatu, bom yang meledak adalah bom rakitan yang diisi pecahan besi, meledak di gerbong ketiga. Ledakan terjadi saat gerbong terdepan baru memasuki terowongan.
(rei)