DREAMERS.ID - Misteri kasus tewasnya seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori yang ditemukan mengambang di Danau Kenanga masih belum menemukan titik terang karena tak ada satu pun orang yang dijadikan terduga, apalagi tersangka.
Meski sudah menetapkan jika ini adalah kasus pembunuhan, belum ada indikasi pembunuhnya akan terungkap. Dan esok, tepatnya 26 Maret 2017, melansir Merdeka, tepat dua tahun lelaki dipanggil Ace itu tewas.
Mahasiswa Jurusan Biologi itu pertama kali ditemukan oleh mahasiswa bernama Fauzi yang curiga melihat penampakan tangan mengambang di pinggir Danau. Akseyna pun ditemukan tengah menggendong ransel berisi batu seberat 14 kilogram. Karena itu diyakini jasadnya sengaja ditenggelamkan agar tak ditemukan. Lalu apa kendala yang dihadapi polisi?
"Itu PR bagi saya pertama saya menjabat, kan concern saya ke Akseyna tetapi ada beberapa benturan misalkan dari olah TKP awal, kemudian pemeriksaan saksi yang sudah lama,” ungkap Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan.
“Setelah diperiksa lama berhenti itu jadi problema sendiri ketika kita membuka kembali sebuah case. otomatis olah TKP yang sekarang kita lakukan tidak sama ketika TKP itu masih belum terkontaminasi," lanjut Hendy.
Hal ini semakin sulit karena polisi tak menemukan bukti baru meski telah berupaya keras. Karena itu penyelidikan berkutat di analisa bukti-bukti yang telah terkumpul. Salah satunya adalah surat wasiat yang ditemukan.
"Kalau sudah setahun itu kan susah untuk dianalisa, tetapi tetap kita lakukan upaya yang intinya adalah scientific investigasi mengarah kepada dugaan pelaku. (Seperti surat wasiat) Itu sudah kita mintakan juga ke ahli untuk memilah apakah ini tulisan Akseyna atau bukan.”
“(Hasilnya) Memang dalam kesimpulan ahli itu ada dua penulis di situ ada dua penulis yang berbeda tetapi berbeda nya ini siapa kan kita harus cari pembanding, nah ini yang kita harus intens untuk mencari pembanding siapa penulis yang memodifikasi tulisan tersebut," bebernya.
(rei)