Tanaman khat yang menjadi bahan narkoba yang dikonsumsi Raffi Ahmad ternyata dikenal oleh warga Cisarua sebagai teh Arab. Tak hanya itu, bahan dasar chatinone ini ternyata menjadi tanaman khat yang menjadi mata pencaharian utama warga.
Nanang Surantawijaya alias Jack (47), salah seorang warga yang menanam tanaman khat, mengatakan, tanaman itu menguntungkan bagi pemiliknya. Pasalnya, jika dijual, harga tanaman tersebut bisa mencapai Rp 1,2 juta per plastik.
“Kalau satu kresek kecil Rp 200.000, medium Rp 500.000, kalau yang besar Rp 1,2 juta, sangat menguntungkan,” ungkapnya saat kunjungan BNN di lahan 300 meter persegi tanaman miliknya di Jalan Pasir Tugu, Kampung Inpres, RT 01 RW 05, Cisarua, Jawa Barat.
Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bagian yang dibutuhkan oleh pembeli adalah bagian pucuknya. Pembeli tanaman khat ini seluruhnya warga keturunan Timur Tengah yang tengah berlibut di daerah Cisarua. Mereka biasa mendapatkan informasi tanaman khat ini dari sopir travel.
“Kalau lagi musim ramai pas liburan, seminggu saya bisa dapat Rp 3,5 juta. Sampai sekarang saja enggak habis-habis itu,” tambahnya.
Proses tumbuh tanaman khat tergolong cepat. Jika dipetik di bagian batang, hanya butuh waktu lima hari untuk sang pucuk tumbuh kembali. Dengan demikian, pemilik tanaman pun bisa memanen pucuk khat lima hingga enam kali dalam satu bulannya.
Pria empat anak tersebut menuturkan, tidak hanya ditanam kampungnya, tanaman tersebut juga tersebar secara merata di kampung-kampung lain di daerah Cisarua. Jika ditotal, ia memprediksi luas lahan tanaman berbahaya tersebut mencapai dua hingga tiga hektar.